Sabtu, 14 Juni 2025

Murianews, Semarang – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau warganya untuk mewaspadai bahaya dehidrasi akibat dampak dari musim kemarau.

Ia menyebut, saat ini wilayah Kota Semarang telah memasuki musim kemarau. Itu ditandai dengan tingginya suhu udara di Kota Atlas itu.

”Iya (panas sekali) dan ini tidak hanya di Semarang saja ya,” kata perempuan akrab disapa Mbak Ita, saat melepas keberangkatan calon jamaah haji ke Tanah Suci seperti dikutip Antara, Sabtu (11/5/2024).

Menurutnya, salah satu cara agar terhindar dari dehidrasi yakni menjaga asupan cairan tubuh yang cukup dengan menonsumsi air putih.

”Harus jaga kondisi badan. Banyak minum, terutama air putih. Lalu makan bergizi. Bergizi tidak berkonotasi harus mewah, tetapi asupan makanan yang banyak gizinya,” katanya.

Di kesempatan itu, Mbak Ita mengatakan, upaya penghijauan penting dilakukan di Kota Semarang. Di antaranya dengan menggencarkan pembangunan taman-taman kota.

Beberapa upaya itu sudah dilakukan, seperti pembangunan Taman Singosari, Taman Siranda, Taman Nol Kilometer, hingga Taman Indonesia Kaya.

”Kondisi (kemarau) ini ya harus tanaman-tanaman dibanyakin. Kalau banyak tanaman dan taman kan paling tidak bisa mengurangi (suhu udara) 1-2 derajat celsius,” urainya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah Sukasno mengatakan musim kemarau paling awal terjadi pada pertengahan April 2024. Sementara puncak kemarau diperkirakan terjadi antara Juli hingga Agustus 2024.

Beberapa wilayah yang diperkirakan paling awal memasuki kemarau antara lain Kabupaten Rembang bagian selatan serta sebagian Kabupaten Blora dan Pati.

Menurut dia, panjang musim kemarau tahun ini umumnya antara 4-5 bulan. Paling panjang, kemarau bisa terjadi hingga tujuh bulan.

Ia menambahkan anomali suhu permukaan perairan Indonesia pada April hingga September 2024 diprediksi hangat. Menurut dia, Monsun Australia diprediksi mulai aktif memasuki wilayah Indonesia pada April 2024.

”Pada masa peralihan musim hujan ke kemarau, masyarakat diimbau untuk mewaspadai cuaca ekstrem,” ujarnya.

Komentar

Terpopuler