Intervensi Pencegahan Stunting di Jateng Capai Segini
Zulkifli Fahmi
Jumat, 21 Juni 2024 15:49:00
Murianews, Semarang – Intervensi serentak pencegahan stunting di Jateng telah mencapai 1.428.700 balita. Bila dipersentasekan, jumlah tersebut telah mencapai 65,93 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana menargetkan, capaian intervensi serentak pencegahan stunting mencapai 90 persen pada akhir Juni 2024 nanti.
Itu diungkapkan Nana usai mengikuti rakor evaluasi intervensi serentak pencegahan tengkes secara daring dari kantornya, Jumat (21/6/2024).
”Hasil pengukuran dan intervensi serentak sudah sebanyak 1.428.700 balita dari total 2.166.092 balita,” katanya.
Intervensi ini dilakukan lewat pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, intervensi bagi seluruh ibu hamil, bayi di bawah lima tahun atau balita, dan calon pengantin secara berkelanjutan. Kegiatan ini berkolaborasi dengan BKKBN Jateng.
”Kami selama ini juga sudah membentuk tim kelompok kerja percepatan penanganan tengkes, langsung di bawah Sekda Jateng dan Kepala Dinas Kesehatan, serta diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait," jelas Nana.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan ada tiga daerah di Jawa Tengah yang telah mencapai 60 persen. Ketiganya yakni, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Rembang, dan Kota Tegal.
Ia pun menginstruksikan agar dilakukan percepatan di sisa waktu Juni ini. Dalam prosesnya nanti, Pemprov Jateng bersama BKKBN akan menggandeng TNI-Polri untuk mencapai target dari pemerintah pusat itu.
Aparat TNI-Polri di tingkat desa akan membantu kepala desa dalam melaksanakan langkah percepatan penanganan stunting ini. Mereka juga bekerja sama dengan Puskesmas setempat.
”Masih ada waktu bagi kami untuk meningkatkan kembali pengukuran dan intervensi ini. Kami akan maksimalkan,” kata Nana.
Sementara itu, Meteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam arahannya mengintruksikan seluruh pihak terus mendorong program intervensi serentak pencegahan stunting ini.
”Lakukan pemantauan di posyandu. Tinggal 9 hari lagi maka kita harus tancap gas. Akhir juni atau memasuki Juli harus sudah tuntas (pengukuran),” katanya saat memberikan arahan.
Seluruuh posyandu juga diinstruksikan menggunakan alat ukur dan timbang sesuai standar. Apabila di tempatnya belum memiliki alat ukur yang sama, maka bisa bergantian dengan posyandu lain yang sudah mendapatkan bantuan alat ukur dan timbang standar.
”Jangan pakai alat seadanya. Pengukuran tidak harus serempak. Jangan gunakan alat yang tidak standar,” tegasnya.
Murianews, Semarang – Intervensi serentak pencegahan stunting di Jateng telah mencapai 1.428.700 balita. Bila dipersentasekan, jumlah tersebut telah mencapai 65,93 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana menargetkan, capaian intervensi serentak pencegahan stunting mencapai 90 persen pada akhir Juni 2024 nanti.
Itu diungkapkan Nana usai mengikuti rakor evaluasi intervensi serentak pencegahan tengkes secara daring dari kantornya, Jumat (21/6/2024).
”Hasil pengukuran dan intervensi serentak sudah sebanyak 1.428.700 balita dari total 2.166.092 balita,” katanya.
Intervensi ini dilakukan lewat pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, intervensi bagi seluruh ibu hamil, bayi di bawah lima tahun atau balita, dan calon pengantin secara berkelanjutan. Kegiatan ini berkolaborasi dengan BKKBN Jateng.
”Kami selama ini juga sudah membentuk tim kelompok kerja percepatan penanganan tengkes, langsung di bawah Sekda Jateng dan Kepala Dinas Kesehatan, serta diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait," jelas Nana.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan ada tiga daerah di Jawa Tengah yang telah mencapai 60 persen. Ketiganya yakni, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Rembang, dan Kota Tegal.
Ia pun menginstruksikan agar dilakukan percepatan di sisa waktu Juni ini. Dalam prosesnya nanti, Pemprov Jateng bersama BKKBN akan menggandeng TNI-Polri untuk mencapai target dari pemerintah pusat itu.
Aparat TNI-Polri di tingkat desa akan membantu kepala desa dalam melaksanakan langkah percepatan penanganan stunting ini. Mereka juga bekerja sama dengan Puskesmas setempat.
”Masih ada waktu bagi kami untuk meningkatkan kembali pengukuran dan intervensi ini. Kami akan maksimalkan,” kata Nana.
Sementara itu, Meteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam arahannya mengintruksikan seluruh pihak terus mendorong program intervensi serentak pencegahan stunting ini.
”Lakukan pemantauan di posyandu. Tinggal 9 hari lagi maka kita harus tancap gas. Akhir juni atau memasuki Juli harus sudah tuntas (pengukuran),” katanya saat memberikan arahan.
Seluruuh posyandu juga diinstruksikan menggunakan alat ukur dan timbang sesuai standar. Apabila di tempatnya belum memiliki alat ukur yang sama, maka bisa bergantian dengan posyandu lain yang sudah mendapatkan bantuan alat ukur dan timbang standar.
”Jangan pakai alat seadanya. Pengukuran tidak harus serempak. Jangan gunakan alat yang tidak standar,” tegasnya.