Peringatan itu berlaku mulai hari ini (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025). Sejumlah wilayah Jateng yang berpotensi bercuaca ekstrem saat malam tahun baru (31/12/2024) salah satunya, Kabupaten Kudus.
Kemudian, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Kota Magelang, Boyolali, Temanggung, Pekalongan, Tegal, Kota Salatiga, Brebes, dan sekitarnya.
Pada 1 Januari 2025, cuaca ekstrem diprediksi terjadi di Cilacap, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Semarang, dan Boyolali.
Selanjutnya, Karanganyar, Sragen, Magelang, Kota Magelang, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, , dan sekitarnya.
Adapun pada 2 Januari 2025, wilayah yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem yakni, Jepara, Blora, Rembang, Grobogan, Pati, Demak, Semarang, Kendal, dan Salatiga.
Purbalingga, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Boyolali, Sragen, Kota Magelang, Magelang, Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Wonogiri dan sekitarnya.
Murianews, Semarang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang terjadi saat malam tahun baru. Tak terkecuali di sejumlah wilayah Jateng.
Peringatan itu berlaku mulai hari ini (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025). Sejumlah wilayah Jateng yang berpotensi bercuaca ekstrem saat malam tahun baru (31/12/2024) salah satunya, Kabupaten Kudus.
Kemudian, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Kota Magelang, Boyolali, Temanggung, Pekalongan, Tegal, Kota Salatiga, Brebes, dan sekitarnya.
Pada 1 Januari 2025, cuaca ekstrem diprediksi terjadi di Cilacap, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Semarang, dan Boyolali.
Selanjutnya, Karanganyar, Sragen, Magelang, Kota Magelang, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, , dan sekitarnya.
Adapun pada 2 Januari 2025, wilayah yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem yakni, Jepara, Blora, Rembang, Grobogan, Pati, Demak, Semarang, Kendal, dan Salatiga.
Purbalingga, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Boyolali, Sragen, Kota Magelang, Magelang, Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Wonogiri dan sekitarnya.
Penyebab Cuaca Ekstreme...
BMKG menjelaskan, cuaca ektreme terjadi akibat sejumlah dinamika atmosfer. Mulai dari aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di Jawa bagian tengah. Kondisi itu berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di wilayah Jawa Tengah.
Tak hanya itu, adanya bibit Siklon Tropis 945 di sekitar Samudera Hindia, selatan Jawa Tengah juga menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara, perlambatan angin, dan belokan angin di Jawa Tengah.
Kelembapan udara diberbagai ketinggian cenderung basah juga turut berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas, serta kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah.
’’Kondisi di atas dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir/kilat dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah,’’ tulis BMKG dalam keterangan tertulisnya.
BMKG menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Yakni, berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.