Untuk diketahui, jebolnya tanggul Sungai Plumbon membuat lima rumah warga sekitar terdampak. Tanggul itu jebol Minggu (2/2/2025) pukul 20.00 WIB akibat derasnya air dari wilayah Mijen dan Ngaliyan.
Tanggul pun mengalami kerusakan hingga sepanjang 2,5 meter. Tak hanya itu, air limpasan akibat jebolnya tanggul membuat lima rumah warga RT 4/RW 5, Kelurahan Mangunharjo terdampak.
”Ketika debit terlalu besar, tanggul kritis tidak mampu menahan sehingga terjadi jebol dan beberapa titik lainnya mengalami limpasan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Soewarto, seperti dikutip dari Antara, Selasa (4/2/2025).
Soewrto mengatakan, penanganan secara darurat langsung dilakukan. Yakni, dengan menambal tanggul guna mengurangi potensi kerugian yang lebih besar.
Upaya penanganan darurat itu dilakukan usai pihaknya mendapatkan laporan itu. Penanganan darurat dilakukan dengan memasang cerucuk bambu dan 'sandbag' (karung pasir) sebagai penguatan sementara.
Adapun untuk penanganan lanjutan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juwana. Sebab, Sungai Plumbon berada di bawah kewenangan BBWS Pemali Juwana.
Selain melakukan penanganan darurat, pihaknya bersama jajaran Kecamatan Tugu juga melakukan pembersihan aliran sungai. Batang pohon dan ranting yang menghambat laju air sungai dibersihkan.
Murianews, Semarang – Pemkot Semarang langsung menangani Tanggul Sungai Plumbon di Jalan Irigasi Utara, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang yang Jebol pada Minggu (2/2/2025).
Untuk diketahui, jebolnya tanggul Sungai Plumbon membuat lima rumah warga sekitar terdampak. Tanggul itu jebol Minggu (2/2/2025) pukul 20.00 WIB akibat derasnya air dari wilayah Mijen dan Ngaliyan.
Tanggul pun mengalami kerusakan hingga sepanjang 2,5 meter. Tak hanya itu, air limpasan akibat jebolnya tanggul membuat lima rumah warga RT 4/RW 5, Kelurahan Mangunharjo terdampak.
”Ketika debit terlalu besar, tanggul kritis tidak mampu menahan sehingga terjadi jebol dan beberapa titik lainnya mengalami limpasan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Soewarto, seperti dikutip dari Antara, Selasa (4/2/2025).
Soewrto mengatakan, penanganan secara darurat langsung dilakukan. Yakni, dengan menambal tanggul guna mengurangi potensi kerugian yang lebih besar.
Upaya penanganan darurat itu dilakukan usai pihaknya mendapatkan laporan itu. Penanganan darurat dilakukan dengan memasang cerucuk bambu dan 'sandbag' (karung pasir) sebagai penguatan sementara.
Adapun untuk penanganan lanjutan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juwana. Sebab, Sungai Plumbon berada di bawah kewenangan BBWS Pemali Juwana.
Selain melakukan penanganan darurat, pihaknya bersama jajaran Kecamatan Tugu juga melakukan pembersihan aliran sungai. Batang pohon dan ranting yang menghambat laju air sungai dibersihkan.
Genangan Banjir Kaligawe...
”Kami bersihkan menggunakan senso (gergaji) dan menarik material penghambat keluar dari aliran sungai agar air bisa mengalir lancar,” katanya.
Tak hanya tanggul jebol di Sungau Plubon, turut Kecamatan Tugu. Pihaknya juga terus melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi banjir di titik-titik rawan genangan lainnya.
Langkah yang dimaksud di antaranya, pengerukan sedimentasi saluran air di Jalan Untung Suropati Ngaliyan dan Bukit Emerald Meteseh, serta pembuatan inlet di Jalan Prof Hamka Tambakaji.
”Penanganan lainnya juga dilakukan di Kaligawe yang masih mengalami genangan. Ini masih kami upayakan untuk terus kita pompa. Baik itu pompa yang posisinya di rumah pompa atau pompa yang ’mobile’,” kata Soewarto.
Untuk penanganan banjir di wilayah Kaligawe, kata dia, Pemkot Semarang juga terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) karena ada beberapa pengelolaan sungai yang menjadi kewenangan kementerian.