Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jawa Tengah menyatakan ada pengurangan biaya perbaikan jalan, dari Rp 100 juta menjadi Rp 30 juta per kilometer.
Kepala DPU BMCK Jateng Hanung Triyono mengatakan, imbas dari efisiensi anggaran oleh pemerintah pusa, alokasi untuk pemeliharaan jalan pun dipangkas jadi Rp 30 juta per km.
Menurut Hanung, angka tersebut jauh dari kata ideal. Sebab, anggaran ideal untuk pemeliharaan jalan yakni Rp 88 juta-100 juta per km.
”Dari 2.240,12 km jalan provinsi, itu jadi mestinya Rp 224 miliar. Itu hitungan kasar. Tapi dianggarkan Rp 127 miliar. Kalau dibagi per km jadi sekitar Rp 30 juta,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis dalam menjalankan pemeliharaan jalan ruak. Terlebih saat ini, pihaknya tengat mempersiapkan infrastruktur guna menunjang momen mudik-balik Lebaran 2025.
”Harus optimis. Kita genjot, ini puncaknya (hujan) kan Februari, kita genjot (perbaikan jalan) di Maret. Jadi akhir Februari sampai Maret. Kalau pemeliharaan rutinnya kita bisa H-7 (Lebaran), tapi kalau paket kegiatan tidak ada,” sambung dia, dikutip dari Detik.com, Rabu (12/2/2025).
Murianews, Semarang – Alokasi perbaikan jalan rusak di Jawa Tengah turut terdampak efisiensi anggaran sebagaimana instruksi Presiden Prabowo.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jawa Tengah menyatakan ada pengurangan biaya perbaikan jalan, dari Rp 100 juta menjadi Rp 30 juta per kilometer.
Kepala DPU BMCK Jateng Hanung Triyono mengatakan, imbas dari efisiensi anggaran oleh pemerintah pusa, alokasi untuk pemeliharaan jalan pun dipangkas jadi Rp 30 juta per km.
Menurut Hanung, angka tersebut jauh dari kata ideal. Sebab, anggaran ideal untuk pemeliharaan jalan yakni Rp 88 juta-100 juta per km.
”Dari 2.240,12 km jalan provinsi, itu jadi mestinya Rp 224 miliar. Itu hitungan kasar. Tapi dianggarkan Rp 127 miliar. Kalau dibagi per km jadi sekitar Rp 30 juta,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis dalam menjalankan pemeliharaan jalan ruak. Terlebih saat ini, pihaknya tengat mempersiapkan infrastruktur guna menunjang momen mudik-balik Lebaran 2025.
”Harus optimis. Kita genjot, ini puncaknya (hujan) kan Februari, kita genjot (perbaikan jalan) di Maret. Jadi akhir Februari sampai Maret. Kalau pemeliharaan rutinnya kita bisa H-7 (Lebaran), tapi kalau paket kegiatan tidak ada,” sambung dia, dikutip dari Detik.com, Rabu (12/2/2025).
Dia menjelaskan, Jalan Pantura di Jateng status kelasnya yakni jalan nasional. Proses perbaikannya pun menunggu surat dari Balai Besar Pekerjaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY.
Opsi Pakai CSR...
Saat ini, pihaknya masih menunggu surat dari BBPJN Jateng-DIY. Setelah mendapatkan surat itu, pihaknya segera melakukan perbaikan.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan perbaikan jalan.
Sementara untuk jalan provinsi, pihaknya tetap berupaya agar perbaikan dapat selesai menjelang Lebaran 2025. Sedangkan untuk jalan nasional, pihaknya juga telah berkoordinasi agar perbaikan bisa dilakukan dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
”(Karena efisiensi anggaran jadi kerja sama dengan CSR?) Iya. Jadi dari APBN terinfo begitu (belum cair). Tapi tetap kita lakukan perbaikan,” ujar dia.
Adapun prioritas perbaikan nantinya yakni Jalan Jepara-Keling, Jalan Sudiarto Kota Semarang, dan Jalan Wiradesa-Kajen di Pekalongan. Selain itu juga akan dilaksanakan penambalan rutin.
”(Rusak) Karena hujan dan overload juga. Aspal itu kalau kena air cepat rusak, kayak Pantura itu yang rusak kan yang terendam air. Hujan itu sangat berpengaruh,” imbuhnya.
Dia mengimbau masyarakat berhati-hati saat melintasi jalan rusak karena lubangnya sering tidak terlihat saat terendam air.