Ia menyebut, pada 2024 angka kemiskinan di Jateng di angka 9,58 persen atau turun dari tahun sebelumnya, yakni 10,77 persen.
Penurunan itu merupakan hasil dari kolaborasi seluruh stakeholder terkait, termasuk dengan pemerintah kabupaten/ kota.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur menambahkan, kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono itu merupakan rangkaian proses persiapan graduasi bansos melalui pemberdayaan masyarakat.
Bantuan sosial untuk penanganan masyarakat miskin, merupakan salah satu program atau kebijakan, untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
Imam menjelaskan, pada 2025 jumlah penduduk Jateng sebanyak 37,61 juta jiwa. Dari jumlah itu sekitar 19,74 juta jiwa atau 52 persen di antaranya masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Murianews, Semarang – Sekda Jateng Sumarno menyambut baik penunjukan desa-desa di Jateng untuk menjadi percontohan program Graduasi Pengentasan Kemiskinan.
Tercatat ada delapan desa yang ditunjuk, yakni Desa Dimoro (Grobogan), Desa Purwosari (Magelang), Desa Kalisalak (Banyumas), dan Desa Ngesrepbalong (Kendal).
Kemudian, Desa Kepuhsari (Wonogiri), Desa Pesodongan (Wonosobo), Desa Gambuhan (Pemalang) dan Desa Wlahar (Brebes).
Itu diungkapkan Sumarno saat membuka Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Graduasi Bantuan Sosial, di Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah, Senin (24/2/2025).
”Tentu saja kami menyambut baik, karena Jawa Tengah ditunjuk menjadi piloting. Konsep baru ini bisa terinternalisasi dengan program selama lima tahun ke depan,” kata Sumarno.
Ia menjelaskan, penanganan kemiskinan berbasis potensi desa juga menjadi program Gubernur Jateng Ahmad Luthfi. Potensi-potensi itu kemudian digerakan untuk menangani kemiskinan di desa.
”Hampir sama dengan konsep graduasi dari pemerintah pusat,” terang dia.
Angka Kemiskinan Turun...
Sumarno mengatakan, adanya program Graduasi Pengendasan Kemiskinan membuat penangaannya lebih akseleratif.
Ia menyebut, pada 2024 angka kemiskinan di Jateng di angka 9,58 persen atau turun dari tahun sebelumnya, yakni 10,77 persen.
Penurunan itu merupakan hasil dari kolaborasi seluruh stakeholder terkait, termasuk dengan pemerintah kabupaten/ kota.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur menambahkan, kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono itu merupakan rangkaian proses persiapan graduasi bansos melalui pemberdayaan masyarakat.
Bantuan sosial untuk penanganan masyarakat miskin, merupakan salah satu program atau kebijakan, untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
Imam menjelaskan, pada 2025 jumlah penduduk Jateng sebanyak 37,61 juta jiwa. Dari jumlah itu sekitar 19,74 juta jiwa atau 52 persen di antaranya masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Akselerasi Pengentasan Kemiskinan...
Ia mengatakan, program graduasi bantuan sosial itu sebagai akselerasi pengentasan kemiskinan. Ada beberapa aspek yang menjadi daya ungkit penurunan kemiskinan.
Di antaranya, peningkatan kualitas hidup melalui peningkatan pendapatan, pemberdayaan bidang ekonomi, peningkatan akses sumber daya, dan pelayanan sosial dasar.
Sebagai informasi, acara rakor graduasi dan sinkronisasi tersebut dihadiri oleh delapan kepala desa yang menjadi pilot project, perwakilan dari pemerintah daerah, dan stakeholder terkait.