Kapan Musim Kemarau Tiba di Jateng? Ini Penjelasan BMKG
Zulkifli Fahmi
Jumat, 28 Maret 2025 21:19:00
Murianews, Semarang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) merilis laporan perkiraan datangnya musim kemarau di Jawa Tengah, Jumat (28/3/2025).
Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Goeroeh Tjiptanto menyebut, pada Maret 2025, kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Tengah Ekuator (Nino3.4 region) masih menujukkan kondisi netral dengan indeks +0,31.
BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi, ENSO Netral akan berlangsung hingga semester kedua tahun 2025.
Kemudian, ada Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan kondisi Netral dan diprediksi bertahan hingga semester dua tahun 2025.
Anomali itu membuat permukaan suhu laut perairan Indonesia diprediksi didominasi normal hingga lebih hangat pada periode April sampai September 2025.
Monsun Australia diprediksi aktif dan meluas pada Juli hingga Agustus 2025 dengan intensitas yang lebih kuat dibandingkan dengan normalnya.
Musim kemarau di wilayah Jateng, secara umum mulai terjadi pada Mei 2025 mendatang. Paling cepat musim kemarau datang, pada awal April 2025 atau April Dasarian I. Sedangkan, paling akhir terjadi pada Juni 2025.
Wilayah paling awal yang mengalami musim kemarau yakni, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Wilayah Paling Akhir Masuk Musim Kemarau...
Adapun wilayah yang paling akhir memasuki musim kemarau yakni, bagian selatan Kabupaten Cilacap, bagian tengah Kabupaten Banyumas dan Wonosobo.
Kemudian, sebagian kecil Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga bagian barat, dan bagian utara, Kabupaten kebumen.
Sementara, puncak musim kemarau di Jawa Tengah, diprediksi terjadi pada Agustus 2025 mendatang.
Perkiraan datangnya musim kemarau itu berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, serta memperhatikan perkembangan kondisi fisis dan dinamikan atmosfer baik secara regional maupun global.
BMKG juga memperikrakan musim kemarau 2025 berlangsung sekitar 4 sampai 7 bulan. Adapun wilayahnya, meliputi Kabupaten Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan sebagian Brebes, Pemalang, Kota Pemalang, Kendal, Kota Semarang, dan Blora.
Dibandingkan dengan klimatologisnya, panjang musim kemarau pada tahun ini umumnya sama dan lebih pendek sekitar satu hingga tiga dasarian.
Di kesempatan itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat masa transisi dari musim hujan ke kemarau.



