Rabu, 19 November 2025

Sebab, ketupan yang digunakan untuk merayakan Syawalan dihidangkan tanpa opor sebagaimana tradisi yang sudah melekat di tanah Jawa, yakni ketupat opor.

Kupat jembut pun dinilai sederhana karena harganya lebih murah ketimbang membuat sajian ketupat opor.

Tradisi unik ini digelar setiap lebaran ketupat atau hari kedelapan Idulfitri. Kupat jembut dibagikan pada orang-orang dewasa hingga anak-anak.

Tak jarang, warga juga mengisi ketupat yang berisi sejumlah uang untuk diperebutkan anak-anak pada momen lebaran ketupat itu. Mereka bersaing bergembira untuk mendapatkan uang terbanyak di balik ketupat tersebut.

Memang banyak versi penyebutan nama kupat tersebut. Namun, karena Kampung Jaten Cilik lebih lebih religius, lebih nyaman menyebut Kupat Tauge daripada Kupat Jembut.

Kampung Jaten Cilik bukan satu-satunya tempat yang menggelar tradisi ini. Sejumlah kampung di Pedurungan juga menggelar tradisi serupa, seperti Sendangguwo, hingga beberapa daerah di wilayah timur Kota Semarang.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler