”Kami akan berupaya untuk berkontribusi riil kepada masyarakat, serta memberi dampak kepada alam semesta dengan energi bersih terbarukan,” jelasnya.
Pengelola Dapur Mandiri Marwa, Gema Pancawati mengatakan dapurnya baru akan beroperasi pada awal ajaran baru, sekitar Agustus 2025.
Nantinya, dapur itu akan melayani sekitar 3.517 siswa di lima sekolah. Jumlah tersebut masih fluktuatif seiring dengan jumlah penerimaan murid baru di 5 sekolah tersebut.
”Jadi untuk CNG ini menguntungkan untuk MBG ini. Di samping harganya lebih murah, juga kita pasangnya gratis. Kalau pasang sendiri sekitar Rp20-25 juta. Kita juga dipinjami 60 tabung besar oleh JPEN dan pengisian ulang anti ke stasiun CNG, itu jauh lebih murah,” ujarnya.
Murianews, Semarang – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mendorong dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) dan masyarakat Jawa Tengah untuk menggunakan gas Compressed Natural Gas (CNG) produksi PT Jateng Petro Energi (JPEN).
PT JPEN diketahui merukan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah. Produksi CNG sendiri sebagai langsung JPEN mendukung program MBG.
Gas CNG itu diluncurkan Ahmad Luthfi saat meninjau Dapur Mandiri Marwa yang merupakan dapur MBG di Griya Sakina Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jumat (20/6/2025).
”Saya sebagai gubernur menyampikan terima kasih sekali atas di-launching-nya penggunaan CNG ini, karena ini lebih murah,” kata Luthfi.
Ia menjelaskan, potensi gas alam di Jateng sangat besar, seperti di Grobogan, Blora, serta wilayah lain. Potensi itu kemudian direspons PT JPEN dengan produk CNG sebagai pengganti gas elpiji.
Luthfi pun mendorong CNG dimanfaatkan masyarakat luas, seperti rumah tangga hingga industri kecil, termasuk dapur MBG di Jateng. Terlebih, harga CNG lebih murah ketimbang gas elpiji.
Di samping lebih murah, CNG juga merupakan salah satu energi terbarukan yang bersumber dari gas alam. Pihaknya menginstruksikan JPEN untuk menyosialisasikan produk CNG itu.
”Selama ini tahunya masyarakat gas melon yang warnanya hijau. Kita nanti akan buat yang warnanya beda. Itu gas dari kita dan biayanya murah,” kata Luthfi.
Gratis...
Ia mengungkapkan, instalasi CNG untuk dapur MBG memiliki biaya sekitar Rp 20 juta, namun jika mengunakan fasilitas JPEN, tak dipungut biaya alias gratis.
Sebagai informasi, saat ini sudah ada 202 dapur MBG di Jateng dari targetnya sekitar 3400 dapur MBG. Jumlah itu diakselerasi di bawah Satgas MBG Jateng dengan kolaborasi bersama berbagai pihak seperti TNI, Polri, swasta, dan mandiri.
Direktur PT JPEN, Dwi Budi Sulistiyana mengatakan, Dapur Mandiri Marwa merupakan dapur keempat yang disuplai CNG. Tiga dapur lainnya di Kabupaten Wonogiri, yaitu Dapur Manyaran, Baturetno, dan Purwantoro dengan distribusi 4.800 meter kubik per bulan.
”Bulan Juli nanti akan menyuplai ke 18 dapur MBG ditambah furnitur. Di luar MBG sudah menyuplai juga ke hotel, restoran, kafe/catering. (horeka) sebesar 7.000 meter kubik tersebar di seluruh Jawa Tengah,” kata dia.
Dwi menambahkan, Juli ini, ada penambahan pasokan sekitar 22.000 meter kubik lagi yang bisa mengganti elpiji.
Menurutnya, ada perbedaan yang menonjol antara CNG dan gas elpiji. Gas elpiji, 85 persen bahan dasarnya masih impor.
Dukung Swasembada Energi...
Sedangkan CNG, 100 persen dari resevoir di Jawa Tengah. Jadi ini mendukung swasembada energi.
”Kami akan berupaya untuk berkontribusi riil kepada masyarakat, serta memberi dampak kepada alam semesta dengan energi bersih terbarukan,” jelasnya.
Pengelola Dapur Mandiri Marwa, Gema Pancawati mengatakan dapurnya baru akan beroperasi pada awal ajaran baru, sekitar Agustus 2025.
Nantinya, dapur itu akan melayani sekitar 3.517 siswa di lima sekolah. Jumlah tersebut masih fluktuatif seiring dengan jumlah penerimaan murid baru di 5 sekolah tersebut.
”Jadi untuk CNG ini menguntungkan untuk MBG ini. Di samping harganya lebih murah, juga kita pasangnya gratis. Kalau pasang sendiri sekitar Rp20-25 juta. Kita juga dipinjami 60 tabung besar oleh JPEN dan pengisian ulang anti ke stasiun CNG, itu jauh lebih murah,” ujarnya.