Kemudian, gula pasir Rp 15 ribu per kg, bawang putih Rp 28 ribu per kg, bawang merah Rp 40 ribu per kg, dan cabai rawit merah Rp 30 ribu per kg.
Harga-harga tersebut diketahui berada di bawah harga pasaran dan telah mendapatkan subsidi dari Pemprov Jateng.
”Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga,” jelasnya.
”Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi harga,” jelasnya.
Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja, Luthfi sudah meminta kepada di dinas dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kegiatan. GPM akan dijadikan role model penetrasi harga.
”(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi role model untuk kita gerakkan di sebelas kabupaten/kota, tidak hanya Purworejo,” pungkasnya.
Murianews, Purworejo – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengecek gerakan pangan murah di Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (7/7/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah intervensi Pemprov Jateng guna merespons kenaikan harga sejumlah bahan pangan, sekaligus menjaga keterjangkauan daya beli masyarakat.
Selain Purworejo, kegiatan serupa juga digelar di sepuluh kabupaten/kota lainnya. Terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.
”Tahap awal ini di sebelas kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB, Bulog, dengan Muspida,” kata Luthfi di lokasi didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari dan Bupati Purworejo Yuli Hastuti.
Di samping itu, Gerakan Pangan Murah dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlampau tinggi, hingga berpotensi pengaruhi inflasi.
Dalam Gerakan Pangan Murah ini, Pemprov Jateng memberikan subsidi harga bahan pokok senilai Rp 40 juta dengan perkiraan omset Rp 300 juta.
Kegiatan itu juga melibatkan gakpoktan, poktan, BUMN, BUMD, dan pelaku usaha lainnya. Upaya tersebut dilakukan gua mendapatkan harga dasar serta memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai tangan konsumen.
Adapun komoditas yang dijual di antaranya, beras yang dibanderol Rp 11 ribu per kg, minyak goreng Rp 14 ribu per liter, telur ayam ras Rp 24 ribu per kg.
Harga gula merah...
Kemudian, gula pasir Rp 15 ribu per kg, bawang putih Rp 28 ribu per kg, bawang merah Rp 40 ribu per kg, dan cabai rawit merah Rp 30 ribu per kg.
Harga-harga tersebut diketahui berada di bawah harga pasaran dan telah mendapatkan subsidi dari Pemprov Jateng.
”Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga,” jelasnya.
Di kesempatan itu, Ahmad Luthfi mengungkapkan, kenaikan harga beras di beberapa daerah segara ditindaklanjutinya bersama Bulog. Terlebih, saat ini sudah masuk musim panen.
”Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi harga,” jelasnya.
Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja, Luthfi sudah meminta kepada di dinas dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kegiatan. GPM akan dijadikan role model penetrasi harga.
”(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi role model untuk kita gerakkan di sebelas kabupaten/kota, tidak hanya Purworejo,” pungkasnya.
Harganya Miring...
Salah seorang warga, Estimah, mengaku senang dengan adanya Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng. Di sana ia dapat membeli bahan pokok dengan harga yang lebih murah dari harga di pasar.
”Ini beli beras, minyak goreng, dan telur. Harganya miring sedikit dibanding di luar. Senang karena harga di luar mahal. Beras di luar Rp14 ribu, ini 5 kg Rp55 ribu, beli 10 kg tadi,” ujar warga asal Desa Kaliurip Purworejo itu.