Untuk merealisasikan program itu, tim akan bekerja sama dengan pemerintah desa, kabupaten, Pemprov Jateng, para pakar, dan lintas instansi.
Kerja sama itu untuk mencari akurasi nilai historis lebih dalam di desa setempat. Hasilnya nanti menjadi dasar membuat museum pande besi, yang diharapkan berdampak pada pemberdayaan masyarakat desa.
Kepala Desa Kranggan Gunawan Budi Utomo membeberkan, kondisi desanya saat ini sudah berubah. Jika dulu dikenal pusat pengrajin keris, sekarang hanya membuat alat- alat pertanian, seperti pisau dan cangkul.
”Memang beralih fungsi ya, karena perkembangan zaman, dan juga regenerasinya tidak ada. Akhirnya berkembang menjadi sentra industri alat-alat pertanian. Khusus pembuatan keris memang sudah tidak ada,” katanya.
Berkaca pada kondisi itu, pemerintah desa setempat dan tim UNS bakal menghidupkan kembali historis yang pernah ada. Anak-anak muda setempat direncanakan bakal mendapat pelatihan untuk membuat keris.
Murianews, Semarang – Jejak sejarah pande besi pembuat keris di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal dihidupkan kembali.
Program itu nantinya digarap Tim Kelompok Studi dan Penelitian (KSP) ”Principium” Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Menurut Ketua Tim KSP, Adinda Nurdiati Thaniana nilai historis Desa Kranggan perlu diangkat dan dilestarikan.Terlebih saat ini keris telah mengakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisa budaya nusantara.
Ia berharap, dengan dihidupkannya kembali jejak sejarah pembuatan keris di Desa Kranggan, harapannya anak muda dapat mencintai salah satu warisan budaya itu.
Ada 15 mahasiswa UNS yang masuk dalam tim KSP tersebu. Mereka fokus pada penguatan budaya lokal di desa tersebut, khususnya warisan budaya metalurgi Koripan. Itu sejalan dengan program Pemprov Jateng yaitu Desa Maju dan Berdaya.
Rencananya, dari program itu akan dibuatkan museum terkait pembuatan keris, termasuk di dalamnya bengkel pandai besi yakni Besalen, yang kemudian dinamai Besalen Koripan.
Menurut sumber sejarah yang diteliti, Koripan diambil dari nama salah satu empu pembuat keris setempat.
Rencana itu pun disampaikan dalam diskusi bersama Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, di Rumah Dinas Rinjani, Kamis (31/7/2025).
Pelestarian budaya...
”Kami belajar banyak tentang pelestarian budaya metalurgi. Di mana Desa Kranggan ini sebagai salah satu sentra pande besi. Kita perlu menggali, menghidupkan kembali sejarah-sejarah yang sempat mati,” katanyanya.
Untuk merealisasikan program itu, tim akan bekerja sama dengan pemerintah desa, kabupaten, Pemprov Jateng, para pakar, dan lintas instansi.
Kerja sama itu untuk mencari akurasi nilai historis lebih dalam di desa setempat. Hasilnya nanti menjadi dasar membuat museum pande besi, yang diharapkan berdampak pada pemberdayaan masyarakat desa.
Kepala Desa Kranggan Gunawan Budi Utomo membeberkan, kondisi desanya saat ini sudah berubah. Jika dulu dikenal pusat pengrajin keris, sekarang hanya membuat alat- alat pertanian, seperti pisau dan cangkul.
”Memang beralih fungsi ya, karena perkembangan zaman, dan juga regenerasinya tidak ada. Akhirnya berkembang menjadi sentra industri alat-alat pertanian. Khusus pembuatan keris memang sudah tidak ada,” katanya.
Berkaca pada kondisi itu, pemerintah desa setempat dan tim UNS bakal menghidupkan kembali historis yang pernah ada. Anak-anak muda setempat direncanakan bakal mendapat pelatihan untuk membuat keris.
Potensi Besar...
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin menyampaikan, nilai historis Desa Kranggan punya potensi besar untuk dikenalkan kepada publik. Namun, tetap perlu kajian mendalam bersama lintas pihak.
”Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi mendorong dan mengembangkan potensi ini. Jadi ini tematik betul ya, diangkat dari nilai sejarahnya menjadi destinasi wisata,” ucapnya.
Gus Yasin, sapaan akrabnya, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jateng melalui dinas terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata bakal mendukung penuh upaya tersebut.
Dinas juga bakal berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Klaten, serta lintas instansi untuk mendampingi tim dari UNS yang ingin menghidupkan kembali jejak pande besi keris di Desa Kranggan, Polanharjo, Kabupaten Klaten.