Meski tak diungkapkan secara mendetail, hasil laboratorium keracunan massal itu terjadi akibat kontaminasi bakteri dari sanitasi. Itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Udayanti.
Atas temuan itu, Pemkab Sragen pun bakal merenovasi total di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gemolong.
”(Bakteri dari apa?) Intinya di sanitasi. (Bukan bakteri di makanan?) Banyak faktor bakterinya itu, hasil laboratorium mengarah pada kondisi sanitasinya,” katanya seperti dikutip dari Detik.com, Rabu (27/8/2025).
Udayanti menyatakan, hasil laboratorium itu sudah disampaikan pada pimpinan. Selanjutnya, ia menunggu arahan dari pimpinan terkait.
”Hasil sudah kami laporkan pimpinan, tinggal menunggu petunjuk,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto mengatakan atas hasil temuan itu, pihaknya meminta pengelola SPPG untuk memperbaiki sanitasi. Pihaknya juga meminta SPPG Gemolong untuk merenovasi fasilitas.
”Karena itu kami akan melakukan renovasi total di lokasi SPPG Gemolong,” ucapnya.
Murianews, Sragen – Penyebab keracunan massal usai santap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah akhirnya terungkap, Rabu (27/8/2025).
Meski tak diungkapkan secara mendetail, hasil laboratorium keracunan massal itu terjadi akibat kontaminasi bakteri dari sanitasi. Itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Udayanti.
Atas temuan itu, Pemkab Sragen pun bakal merenovasi total di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gemolong.
”(Bakteri dari apa?) Intinya di sanitasi. (Bukan bakteri di makanan?) Banyak faktor bakterinya itu, hasil laboratorium mengarah pada kondisi sanitasinya,” katanya seperti dikutip dari Detik.com, Rabu (27/8/2025).
Udayanti menyatakan, hasil laboratorium itu sudah disampaikan pada pimpinan. Selanjutnya, ia menunggu arahan dari pimpinan terkait.
”Hasil sudah kami laporkan pimpinan, tinggal menunggu petunjuk,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto mengatakan atas hasil temuan itu, pihaknya meminta pengelola SPPG untuk memperbaiki sanitasi. Pihaknya juga meminta SPPG Gemolong untuk merenovasi fasilitas.
”Karena itu kami akan melakukan renovasi total di lokasi SPPG Gemolong,” ucapnya.
Diawasi...
Proses renovasi itu, pihaknya memastikan akan diawasi dinas terkait. Tujuannya agar renovasi SPPG tersebut sesuai dengan standar sanitasi.
”Selama proses perbaikan, pembangunan akan diawasi secara ketat oleh dinas dan instansi terkait. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan semua standar sanitasi dan higienis terpenuhi dengan baik, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” bebernya.
Diketahui, Sebanyak 365 orang siswa dan guru mengalami keracunan MBG, Senin (11/8/2025). Mulanya, korban keracunan yang dilaporkan berjumlah 251 orang dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.
Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi, mengatakan 365 siswa dan guru yang keracunan MBG berasal dari 10 sekolah. Hanya saja, Agus tidak merinci mana saja sekolah tersebut.
”Korbannya bukan bertambah tapi ada yang belum terdata, 365 orang, dari 9 sekolah dan 1 pondok pesantren,” katanya dihubungi awak media, Kamis (14/8/2025).