Pihaknya bahkan membuat satgas internal guna menarik anggota ojol yang berada di jalan saat terjadi kericuhan. Selain itu, satgas internal juga bertugas untuk menyelamatkan kendaraan milik ojol.
”Setelah chaos di atas jam 22.00, kita imbau kawan-kawan yang beratribut untuk pulang. Kebetulan ada dari Satgas Internal Gojek juga yang menyisir, jadi yang tidak mempunyai akun diambil jaketnya. Sebenarnya diambil, yang bersangkutan disuruh mengambil di kantor. Tetapi yang punya akun aktif diimbau untuk pulang,” sambungannya.
Terkait insiden pembakaran Kantor DPRD Solo, pihaknya juga memastikan aksi tersebut tidak dilakukan pengemudi ojol.
”Bisa kami pastikan itu bukan dari driver Ojol,” ucapnya.
Kemudian, terkait perobohan pagar Mako Brimob sebelum kerusuhan, Djoko menduga sudah ada oknum yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan massa driver menurutnya sudah tiba dan sempat melaksanakan salat gaib.
”Jadi setelah kita evaluasi ternyata penyusupan itu sudah dari awal. Kalau dari kami, dari komando bukan asli driver roda dua, itu sudah kita arahkan. Sudah kita arahkan dan ternyata ada yang bikin kegiatan lain itu. Nah, itu di luar dari koordinasi kami. Jadi akhirnya ada beberapa yang tidak termonitor sampai terjadinya perubuhan pagar,” ujarnya.
Murianews, Solo – Aliansi ojek online (Ojol) Solo Raya menuding, adanya penyusup dalam aksi solidaritasnya di Mako Brimob Solo, Jateng. Akibatnya, demo Solo itu pun berujung ricuh.
Diketahui, aksi tersebut mulanya berlangsung di depan Mako Brimob Solo lalu bergeser ke Bundaran Gladak dan Gedung DPRD Solo.
Humas aksi solidaritas ojol Solo Raya, Djoko Saryanto menduga aksi tersebut disusupi orang yang tidak bertanggung jawab. Ia menyebut, sebelum ricuh, pihaknya telah menarik ojol dari lapangan.
”Aksi yang terjadi karena ternyata disusupi kegiatan yang mengarah ke perusakan atau anarki,” ujarnya, seperti dikutip dari Detik.com, Sabtu (30/8/2025).
Pihaknya pun menyayangkan aksi tersebut berujung ricuh. Ia menegaskan, para ojol sudah ditarik kembali ke markas masing-masing untuk beraktivitas.
”Kami sangat menyayangkan dan kami tegaskan bahwa sebelum ada kejadian anarkis, kawan-kawan driver Ojol sudah kami tarik mundur untuk kembali ke markasnya masing-masing untuk kembali beraktivitas,” kata Djoko.
Ia mengungkapkan, para ojol sudah ditarik sekitar 15.00 WIB saat ada indikasi kericuhan. Dengan begitu, demo yang berujung ricuh Jumat (29/8/2025) sore sudah bukan bagian dari kelompoknya.
”Kawan-kawan sudah kita imbau tarik mundur karena sudah tidak murni lagi aksi dari driver ojol. Bahkan sampai malam pun teman-teman sudah tidak di jalan,” ungkapnya.
Sebar Tim Tarik Ojol...
Pihaknya bahkan membuat satgas internal guna menarik anggota ojol yang berada di jalan saat terjadi kericuhan. Selain itu, satgas internal juga bertugas untuk menyelamatkan kendaraan milik ojol.
Mereka menyisir di sejumlah tempat, termasuk di sepanjang Jalan Adi Sucipto, depan Manahan. Pihaknya juga menyebar ke sepanjang Jalan Slamet Riyadi untuk memantau para ojol.
”Setelah chaos di atas jam 22.00, kita imbau kawan-kawan yang beratribut untuk pulang. Kebetulan ada dari Satgas Internal Gojek juga yang menyisir, jadi yang tidak mempunyai akun diambil jaketnya. Sebenarnya diambil, yang bersangkutan disuruh mengambil di kantor. Tetapi yang punya akun aktif diimbau untuk pulang,” sambungannya.
Terkait insiden pembakaran Kantor DPRD Solo, pihaknya juga memastikan aksi tersebut tidak dilakukan pengemudi ojol.
”Bisa kami pastikan itu bukan dari driver Ojol,” ucapnya.
Kemudian, terkait perobohan pagar Mako Brimob sebelum kerusuhan, Djoko menduga sudah ada oknum yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan massa driver menurutnya sudah tiba dan sempat melaksanakan salat gaib.
”Jadi setelah kita evaluasi ternyata penyusupan itu sudah dari awal. Kalau dari kami, dari komando bukan asli driver roda dua, itu sudah kita arahkan. Sudah kita arahkan dan ternyata ada yang bikin kegiatan lain itu. Nah, itu di luar dari koordinasi kami. Jadi akhirnya ada beberapa yang tidak termonitor sampai terjadinya perubuhan pagar,” ujarnya.
Kantor DPRD Solo Dibakar...
Diketahui, aksi solidaritas ojol Jumat (28/8/2025) di Solo berakhir ricuh. Pihak aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa yang berada di depan Mako Brimob Solo.
Massa kemudian bergeser ke Bundaran Gladak. Mereka makin anarkis dengan membakar water barrier dan fasilitas umum lainnya terjadi di sepanjang jalan Slamet Riyadi dan Jalan Jenderal Sudirman.
Aksi berakhir dengan membakar salah satu kantor DPRD Solo yakni ruang Sekretariat Dewan pada pukul 02.00 dini hari tadi.