Berdiri sejak 1951, selama ini Sido Muncul konsisten memproduksi jamu serta produk herbal lainnya. Tak hanya mengembangkan ekonomi, produk Sido Muncul juga telah melestarikan budaya dan warisan budaya leluhur.
Terkait investasi, dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) untuk 7 klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia, realisasi investasi Sido Muncul telah mencapai sekitar Rp 3,63 triliun.
Perusahaan ini juga sudah memberlakukan ekonomi hijau, seperti penggunaan energi baru terbarukan, serta instalasi penyerapan air tanah.
"Ini menjadi inspirasi bagi investasi di wilayah kita. Green economy ini dilirik oleh investor. Semoga ini menjadi daya ungkit investor lain di Jawa Tengah," ungkap Luthfi.
Sementara itu, Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat berharap Pemprov Jateng terus mendukung perusahaan-perusahaan dalam negeri, khususnya di Jawa Tengah.
Salah satu dukungan yang diharapkan yakni dengan menerjunkan tim untuk memberikan bimbingan dan pengawasan kepada perusahaan, mulai dari perizinan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
”Melalui inspeksi rutin itu, diharapkan tidak terjadi kesalahan, karena ada bimbingan dan tuntunan dari dinas-dinas terkait yang bisa membuat perusahaan ini jadi lebih baik,” katanya.
Murianews, Semarang – Investasi di sektor padat karya bakal terus digenjot di Jawa Tengah. Itu diungapkan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat mengunjungi PT Sido Muncul di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, investasi itu akan terus diutamakan di Jawa Tengah. Sebab, ia menilai sektor padat karya mampu menyerap banyak tenaga kerja.
”Jawa Tengah itu padat karya kita utamakan, karena tenaga kerjanya kompetitif, dan ini sudah berjalan di PT Sido Muncul. Makanya saya tertarik dialog dengan mereka. Di samping menggunakan teknologi, tenaga manusia atau sumber daya manusia sangat diperlukan,” kata Luthfi.
Dari sisi tenaga kerja, menurut Luthfi, Sido muncul telah memberdayakan potensi masyarakat sekitar. Itu terlihat dari jumlah karyawan di sektor pada karya yang mencapai sekitar 3000 orang.
Pun demikian, dengan operasional pabriknya juga tetap dipadukan penggunaan teknologi, sehingga menjadi model pengembangan yang sangat bagus.
Luthfi mengatakan, Sido Muncul sendiri telah menjadi kebanggaan terkait industri padat karya dan green economy di Jateng. Bahkan, mereka bisa menjadi contoh pengembangan investasi, baik dalam negeri maupun luar negeri.
”Saya bangga bahwa di Jawa Tengah ada perusahaan asli daerah yang tidak hanya mempunyai produk lokal tetapi sudah regional, nasional, bahkan internasional,” ucapnya.
Konsisten Lestarikan Warisan Leluhur...
Berdiri sejak 1951, selama ini Sido Muncul konsisten memproduksi jamu serta produk herbal lainnya. Tak hanya mengembangkan ekonomi, produk Sido Muncul juga telah melestarikan budaya dan warisan budaya leluhur.
Terkait investasi, dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) untuk 7 klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia, realisasi investasi Sido Muncul telah mencapai sekitar Rp 3,63 triliun.
Perusahaan ini juga sudah memberlakukan ekonomi hijau, seperti penggunaan energi baru terbarukan, serta instalasi penyerapan air tanah.
"Ini menjadi inspirasi bagi investasi di wilayah kita. Green economy ini dilirik oleh investor. Semoga ini menjadi daya ungkit investor lain di Jawa Tengah," ungkap Luthfi.
Sementara itu, Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat berharap Pemprov Jateng terus mendukung perusahaan-perusahaan dalam negeri, khususnya di Jawa Tengah.
Salah satu dukungan yang diharapkan yakni dengan menerjunkan tim untuk memberikan bimbingan dan pengawasan kepada perusahaan, mulai dari perizinan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
”Melalui inspeksi rutin itu, diharapkan tidak terjadi kesalahan, karena ada bimbingan dan tuntunan dari dinas-dinas terkait yang bisa membuat perusahaan ini jadi lebih baik,” katanya.
Realisasi Investasi...
Ia juga mengapresiasi langkah Ahmad Luthfi yang mampu mengembalikan penerbangan internasional di Bandara Ahmad Yani Semarang.
Hal itu menurut Irwan akan sangat membantu terkait pengembangan investasi di Jawa Tengah, terutama sebagai pintu masuk investasi dari luar negeri.
Sebagai informasi, realisasi investasi di Jateng pada semester pertama 2025 mencapai Rp 45,58 triliun, atau 58,19 persen dari target investasi tahun ini.
Dari capaian itu, menyerap tenaga kerja sebanyak 222.373 orang, tertinggi dibanding empat provinsi lain di Pulau Jawa.