”Aplikasikan di dapur. Jangan sampai mutunya melorot setelah mendapat sertifikat,” ujarnya.
Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Kota Semarang Yanto M Sakoer yang juga dilibatkan dalam pelatihan itu mengatakan, kegiatan itu sebagai respons keprihatinan terhadap banyaknya peristiwa keracunan MBG.
”Pengusaha jasa boga tergerak, karena PPJI tidak terlepas dari Program MBG ini,” katanya.
Para penjamah makanan di SPPG, kata dia, diharapkan bisa mendapat pengetahuan tentang sanitasi yang higienis.
Hingga saat ini sudah berdiri 55 SPPG yang tersebar di berbagai wilayah di Kota Semarang, dari 147 SPPG yang ditargetkan berdiri.
Murianews, Semarang – Upaya pencegahan keracunan massal akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) atau keracunan MBG terus dilakukan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah.
Salah satunya yakni dengan menggelar pelatihan bagi penjamah makanan yang menjadi salah satu syarat mendapatkan sertifikat laik higienis sanitasi (SLHS).
Pelatihan yang digelar Dinas Kesehatan Kota Semarang itu diikuti puluhan penjamah makanan dari puluhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di wilayah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menjelaskan ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam upaya memperoleh SLHS bagi SPPG. Pelatihan ini menjadi salah satu syarat mendapatkan SLHS.
”Minimal 50 persen dari SPPG yang ada harus mengikuti pelatihan penjamah makanan untuk dapur MBG tersebut,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (4/10/2025)
Syarat lain, yakni inspeksi dapur atau ruang produksi SPPG dan pemeriksaan terhadap sampel makanan atau produknya.
Dari syarat-syarat yang harus dipenuhi itu, Abdul Hakam melanjutkan terdapat beberapa item yang berhubungan, seperti pemilihan bahan baku, cara penyimpanan bahan baku, proses memasak, distribusi makanan, hingga penyajian.
Kepada para penjamah makanan SPPG, ia meminta agar selalu menerapkan prosedur memasak yang benar usai memperoleh sertifikat.
Keprihatinan...
”Aplikasikan di dapur. Jangan sampai mutunya melorot setelah mendapat sertifikat,” ujarnya.
Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Kota Semarang Yanto M Sakoer yang juga dilibatkan dalam pelatihan itu mengatakan, kegiatan itu sebagai respons keprihatinan terhadap banyaknya peristiwa keracunan MBG.
”Pengusaha jasa boga tergerak, karena PPJI tidak terlepas dari Program MBG ini,” katanya.
Para penjamah makanan di SPPG, kata dia, diharapkan bisa mendapat pengetahuan tentang sanitasi yang higienis.
Hingga saat ini sudah berdiri 55 SPPG yang tersebar di berbagai wilayah di Kota Semarang, dari 147 SPPG yang ditargetkan berdiri.