Kamis, 20 November 2025

Murianews, SemarangPT Pertamina Patra Niaga menyebutkan campuran etanol pada bahan bakar minyak (BBM) tak hanya terjadi di Indonesia. Pencampuran etanol pada BBM juga dilakukan banyak negara.

Area Manajer Communication, relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah-DIY Taufik Kurniawan pun mengimbau masyarakat tak mudah terpengaruh dengan isu negatif dan menyesatkan itu.

”Etanol ini juga digunakan di Brazil, digunakan di Amerika Serikat, kemudian Uni Eropa. Karena memang tujuannya untuk menekan emisi gas buang supaya lebih ramah lingkungan,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, etanol yang dicampurkan merupakan hasil fermentasi dari bahan bakar nabati, seperti tebu, jagung, atau singkong. Bahan fermentasi itu kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan molase yang itu bisa digunakan untuk sebagian pendukung atau bahan baku dari BBM.

Ia mengungkapkan kandungan etanol secara khusus diberikan pada Pertamax Green sebesar 5 persen, dan di beberapa produk BBM lain dengan kadar jauh lebih rendah.

”(Campuran etanol) Hasilnya, pembakarannya lebih bersih dan ini kami gunakan pada Pertamax Green sebesar 5 persen etanol,” katanya.

Tak hanya mengurangi emisi karbon, etanol juga memiliki sifat tidak merusak logam dan karet sehingga pembakarannya menjadi lebih sempurna.

Meski ada isu miring soal etanol, ia mengatakan penjualan produk Pertamax Green, khususnya di wilayah Jateng justru mengalami peningkatan.

Pertamax Green... 

Saat ini, sudah ada 14 SPBU di Jawa bagian tengah yang menyediakan Pertamax Green. Total realisasi penjualannya sebesar 348 kilo liter atau 228 persen dari target pada 2025.

”Jadi, targetnya sebetulnya hanya delapan outlet saja. Antusiasmenya luar biasa. Kami akan mengikuti perkembangan untuk penambahan outlet maupun volume sales-nya,” katanya.

Untuk outlet di Jateng, kata dia, terdapat di Semarang sebanyak empat outlet, Kendal, Batang, dan Tegal masing-masing satu outlet, serta tambahan satu outlet di rest area jalur tol di Brebes.

”Secara pertumbuhan, untuk di area Semarang, Kendal dan Batang masih mendominasi total penjualannya, yaitu 248 kilo liter. Sedangkan rerata penjualan harian di Semarang sekitar 7.000-8.000 liter per hari,” katanya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler