Geger Kebijakan Sekolah 6 Hari di Jateng Medsos Ahmad Luthfi Digeruduk
Zulkifli Fahmi
Kamis, 20 November 2025 09:49:00
Murianews, Kudus – Pemprov Jateng melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng dikabarkan akan menerapkan kembali sekolah enam hari pada semester depan atau Januari 2026.
Penerapan itu pun mendapatkan beragam reaksi di media sosial. Kebanyakan, mereka menolak kebijakan yang diambil.
Terlebih, beredar kabar jam kerja guru sekolah enam hari tak jauh beda dengan penerapan sekolah 5 hari. Menurut informasi yang diterima, jam kerja guru pada Senin-Kamis berlangsung selama 8 jam, yakni mulai pukul 07.00 WIB-15.00 WIB.
Kemudian, pada Jumat jam kerja guru dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 11.30 WIB sementara di hari Sabtu mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Praktis isu penerapan kebijakan sekolah 6 hari itu pun membuat publik menumpahkan protesnya. Mereka menyampaikan unek-uneknya melalui akun media sosial Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Wagub Jateng Taj Yasin, hingga akun resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.
”sekolah 6 hari. istirahat nya kapan?,” tulis seorang netizen di kolom komentar Instagram Ahmad Luthfi.
Seorang netizen lainnya juga menilai kebijakan sekolah lima hari jauh lebih efektif ketimbang sekolah enam. Menurutnya, dengan sekolah lima hari, guru dan siswa mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat.
”maaf pak bukanya bermaksud menolak kebijakan, tapi kasihan murid dan guru pak, SMK/SMA berangkat jam 7 pulang setengah 4 pastinya capek pak, guru dan siswa juga butuh istirahat serta refreshing pak dan menurut kebanyakan siswa juga lebih efektif sekolah 5 hari dibandingkan 6 hari, jadi kami memohon sebesar besarnya untuk dibatalkan rencana pemberlakuan sekolah 6 hari,” ketik netizen lainnya.
Minta Dibatalkan...
Kolom komentar Instagram milik Wagub Jateng Taj Yasin juga dibanjiri protes netizen yang berharap kebijakan sekolah enam hari batal direalisasikan.
”Tolong tidak direalisasikan sekolah 6 hari,” tulis seorang warganet.
Mereka juga meminta agar kebijakan itu dikaji lebih dulu. Sebab, kebijakan sekolah lima hari dinilai sudah tepat karena tidak terlalu membebani siswa.
”Tolong pak, membuat kebijakan di lihat dulu manfaatnya. Sekolah 5 hari membuat anak tidak terlalu terbebani kegiatan. Mereka juga perlu kegiatan untuk meningkatkan keahliannya di bidang lain,” ketik warganet lainnya.
Protes bernada sindiran juga muncul dalam kolom komentar Instagram resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng. Warganet mempertanyakan, kebijakan sekolah enam hari diterapkan tapi, waktu kerja dinas hanya lima hari.
”suruh sekolah masuk 6 hari, kantornya aja cuma 5 hari kerja,” kritik warganet.



