Sabtu, 22 November 2025

Murianews, Semarang – Pemprov Jateng melalui Dinas Pendidian dan Kebudayaan menegaskan masih mengkaji rencana kebijakan sekolah enam hari bagi SMA/SMK.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Sadimin mengatakan, kajian tersebut dilakukan bersama tim.

”Masih ajian, nanti saja kalau sudah fix. Ini baru dikaji oleh tim,” katanya seperti dikutip dari Detik.com, Sabtu (22/11/2025).

Terkait rencana rotasi guru dan kepala sekolah ke dekat dengan domisili, Sadimin membenarkannya. Ia mengatakan, guru PPPK sudah diberi surat perintah tugas (SPT) agar ditempatkan dekat domisili.

”PPPK yang jauh sudah di-SPTkan dekat domisili, kepala sekolah sudah ada rotasi, PNS yang mutasi sesuai syarat dan ketentuan berlaku. Rotasi yang dimaksud yaitu rotasi kepala sekolah tahap 1 tanggal 4 Juni dan tahap 2 tanggal 10 November,” lanjutnya.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, kajian pengembalian kebijakan sekolah enam hari dilakukan dengan menggandeng akademisi dan elemen masyarakat.

Ia mengungkapkan, sebelumnya kebijakan sekolah lima hari diterapkan untuk memberikan waktu luang bagi siswa berkumpul dengan keluarga. Namun, ternyata banyak orang tua yang bekerja hingga Sabtu, bahkan Minggu.

”Berdasarkan kajian, para orang tua banyak yang bekerja hingga enam bahkan tujuh hari dalam sepekan. Dengan kebijakan lima hari sekolah, ada dua hari libur anak, maka ada satu hari yang tanpa pengawasan,” lanjut Gus Yasin.

Tetap Pertimbangkan Hasil Kajian... 

Dikembalikannya penerapan sekolah enam hari diharapkan dapat memberi perlindungan pada anak dari hal negatif, saat masih di luar pengawasan orang tua.

”Meskipun demikian, penerapan kebijakan itu tetap akan mempertimbangkan hasil kajian dari para pakar pendidikan, perguruan tinggi, dan juga kalangan dewan,” tuturnya.

Rencana kebijakan enam hari sekolah itu sendiri memang bakal diberlakukan untuk SMA/SMK, tetapi tidak menutup kemungkinan hal itu akan diterapkan untuk SD, SMP, TK dan PAUD.

Komentar

Terpopuler