Murianews, Semarang – Situasi keamanan di Jawa Tengah dinilai kondusif, sehingga membuat investor berdatangan. Suasana yang demikian disebut Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana bagus untuk pertumbuhan iklim investasi.
Dikatakan oleh Nana Sudjana, sejumlah investor terus berdatangan untuk menanamkan investasinya di Jateng. Terkini adalah sebuah perusahaan produsen motor listrik asal China, Sunra.
Mereka telah merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jumat (4/5/2024). Perjanjian yang dilakukan oleh Sunra untuk melakukan investasi di Jateng terjadi pada acara Central Java Investment Business Forum 2023 lalu, dan direalisasikan tahun 2024 ini.
Masuknya perusahaan tersebut dinilai akan memberikan banyak manfaat bagi Jateng. Selain penyerapan tenaga kerja, juga diharapkan akan terjadi transfer teknologi dan pengetahuan, sehingga pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
“Investasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jateng. Bisa dalam bentuk pekerjaan, syukur-syukur ada transfer teknologi dan transfer pengetahuan kepada masyarakat," tutur Nana saat menerima direksi Sunra di Kantor Gubernur Jateng pada, Jumat (4/5/2024).
Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Jateng akan memberikan jaminan keamanan, agar investor merasa nyaman. Dengan begitu akan menarik investor lain datang ke Jateng.
"Kami menjamin bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan. Jika suatu saat ada oknum, kami akan menindak tegas," ungkapnya.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, nilai investasi di Jateng terus melonjak. Nilai investasi selama 2023 mencapai Rp77,02 triliun, jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp68,4 triliun, pun pada 2021 yang hanya mencapai Rp59,79 triliun.
Sementara itu, Board Chairman Sunra, Zhang Chongshun menyatakan, Indonesia adalah tempat pertama bagi Sunra melakukan ekspansi ke luar negeri. Sebelumnya pihaknya sudah survey ke beberapa negara, namun tidak menemukan kecocokan.
Salah satu factor yang membuat Sunra menjatuhkan pilihan di Jateng adalah keharmonisan masyarakatnya. Ketika bertemu dengan calon dealer, komunikasinya baik, sehingga merasa ada kedekatan.
Diceritakan oleh Zhang Chongsun, Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada 1997. Saat ini, sudah memiliki 5 pangkalan produksi di China, dengan produksi mencapai 10 juta unit per tahun.
Untuk pabrik di Kendal nanti, pada tahap pertama (tahun 2025), rencananya diproduksi sebanyak 1 juta unit. Jumlah itu diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar di negara-negara Asia.
"Tahun 2025 di Bulan Mei, rencananya sudah bisa berproduksi. Jadi pada saat produksi, kami akan pakai tenaga sekitar 1.500 orang. 95% memakai tenaga lokal," tuturnya.
Selain menggunakan tenaga kerja lokal, pihaknya juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia. Bahan baku untuk komponen utama, sebagian besar sudah tersedia di Indonesia. Hanya sebagian kecil yang masih perlu impor.
Rencananya, Sunra juga akan mengajak pabrikan yang memproduksi komponen yang dibutuhkan untuk ikut berinvestasi di Indonesia.
"Ada komponen-komponen yang sementara masih perlu impor, karena itu rencananya di tahun depan, kami akan ajak pabrik yang bikin komponen itu, investasi di sini," bebernya.



