Jumat, 21 November 2025

Murianews, Cilacap – Hujan petir diperkirakan masih berpotensi di wilayah Jawa Tengah. Untuk wilayah pegunungan tengah dan Jateng Selatan, potensi hujan petir masih sangat mungkin terjadi.

BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng). Terutama di wilayah pegunungan tengah dan Jateng bagian selatan.

"Saat ini sebagian wilayah Jateng khususnya bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan sebagian besar Banyumas, diprakirakan telah memasuki musim kemarau, namun dalam beberapa hari terakhir sering terjadi hujan petir," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu (12/6/2024).

Menurut Teguh Wardoyo, potensi ini bahkan masih akan berlangsung hingga 17 Juni 2024. Hal itu didasarkan pada informasi kondisi dinamika atmosfer terkini yang dirilis BMKG.

Potensi cuaca yang akan terjadi dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator yang diprakirakan aktif di wilayah Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan. Kemudian Maluku Utara, Papua Barat Daya, dan Papua Barat, dalam sepekan ke depan.

"Gelombang atmosfer Rossby Ekuator memiliki karakteristik membawa massa udara yang bersifat basah, sehingga dapat memicu terjadinya hujan di sebuah wilayah," jelas Teguh seperti dilansir dari Antara.

Faktor lain yang juga menyebabkan potensi hujan petir bisa terjadi, adalah adanya intrusi udara kering dari Belahan Bumi Selatan (BBS). Intrusi itu diperkirakan akan melintasi wilayah Papua Selatan, Laut Arafuru, Maluku bagian selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa Timur bagian timur.

Fenomena tersebut diprediksi bisa mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab. Lokasinya di wilayah Jawa, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

"Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya Jawa Tengah," katanya.

Terkait dengan potensi cuaca ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap berbagai kemungkinnan terjadinya bencana. Terutama dengan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Sementara itu berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan di wilayah Jateng pada dasarian II Juni diprakirakan rendah atau 0-50 milimeter. Namun itu menjadi pengecualian untuk sebagian kecil wilayah Pemalang, Pekalongan, Purbalingga, dan Banjarnegara, karena bisa masuk kriteria menengah atau 51-100 mm.

Komentar

Jateng Terkini