Rabu, 19 November 2025

Murianews, Demak – Hingga hari ini, Minggu (29/9/2024) banjir rob masih menggenangi jalan kawasan Sayung, tepatnya di depan PT HIT (Polytron) Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Berdasarkan laporan dari Satlantas Polres Demak Aiptu Solikin, banjir rob di kawasan tersebut mulai tampak sekitar pukul 07.15 WIB.

”Genangan banjir Rob mulai pukul 07.15 WIB di depan Polytron atau bukaan Polytron sayung,” terangnya dalam laporan langsung melalui Instagram @satlantas_polresdemak sebagaimana dikutip Murianews.com, Minggu (29/9/2024).  

Dalam laporannya, ketinggian banjir di wilayah sayung tersebut cukup beragam, mulai 20 sentimeter hingga 30 centimeter.

Sedangkan untuk kondisi arus lalu lintas, dilaporkan dari arah barat ke timur, atau dari Semarang ke Kudus, kendaraan terpantau tersendat ramai.

”Dari Timur ke barat (arus lalu lintas) ramai namun tersendat, (kendaraan) berjalan merayap,” jelasnya.

Banjir rob di wilayah Sayung ini sebelumnya juga sempat menggenangi rumah-rumah warga di Dukuh Timbulsloko, Desa Timbulsloko pada Rabu (25/9/2024).

Shobirin, seorang tokoh masyarakat Dukuh Timbulsloko mengungkapkan, warga sudah terbiasa dengan pasang surut air laut yang tidak menentu. Menurutnya, banjir rob biasanya meningkat pada malam hari dan surut pada pagi hari.

”Biasanya banjir besar jam lima pagi, sekarang sudah surut,” ujar Shobirin dikutip dari Kompas.com.

Warga Dukuh Timbulsloko terpaksa bertahan di rumah panggung karena tidak ada daratan tersisa, kecuali area pemakaman. Meski demikian, banjir rob tetap mengancam kenyamanan dan keamanan mereka.

Tak hanya di Dukuh Timbulsloko, banjir rob juga melanda Desa Purwosari, Kecamatan Sayung. Ketua RW 03, RT 02 Desa Purwosari, Misbahul Munir menjelaskan, banjir rob mulai masuk ke desanya sekitar tahun 2005. Sejak saat itu, beberapa kepala keluarga terpaksa pindah karena tidak tahan dengan kondisi yang terus memburuk.

Munir juga menceritakan, sebelum menjadi tambak pada 1996, Desa Purwosari masih dipenuhi lahan sawah yang subur.

”Dulu, tahun 1996, wilayah ini masih berupa sawah yang hijau. Sekarang sudah berubah menjadi tambak dan tidak bisa lagi ditanami,” tambahnya.

Komentar

Jateng Terkini