Hal itu disampaikan Tito saat meninjau lokasi longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). Pada kesempatan itu, Tito juga memimpin apel kesiapsiagaan bencana yang digelar di area terdampak.
Hingga memasuki hari ketujuh operasi pencarian, lima warga yang tertimbun material longsor masih belum ditemukan. Tito menyampaikan bahwa operasi SAR dapat diperpanjang apabila seluruh korban belum berhasil ditemukan.
Ia menegaskan bahwa masa pencarian saat ini merupakan fase yang paling menentukan dan meminta seluruh unsur tim SAR memaksimalkan upaya pencarian.
”Ini sudah hari ketujuh. Kalau belum semua ditemukan, operasi akan kita perpanjang tiga hari,” ujarnya.
Merujuk pada informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan terjadi sepanjang November hingga Januari.
”Kepala BMKG menyampaikan bahwa curah hujan akan tinggi di Sumatera, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku selatan, dan Papua selatan. Ini harus jadi perhatian semua daerah,” kata Tito.
Murianews, Cilacap – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat pada akhir tahun ini. Seperti tanah longsor dan banjir.
Hal itu disampaikan Tito saat meninjau lokasi longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025). Pada kesempatan itu, Tito juga memimpin apel kesiapsiagaan bencana yang digelar di area terdampak.
Hingga memasuki hari ketujuh operasi pencarian, lima warga yang tertimbun material longsor masih belum ditemukan. Tito menyampaikan bahwa operasi SAR dapat diperpanjang apabila seluruh korban belum berhasil ditemukan.
Ia menegaskan bahwa masa pencarian saat ini merupakan fase yang paling menentukan dan meminta seluruh unsur tim SAR memaksimalkan upaya pencarian.
”Ini sudah hari ketujuh. Kalau belum semua ditemukan, operasi akan kita perpanjang tiga hari,” ujarnya.
Dalam arahannya, Tito mengingatkan, potensi bencana hidrometeorologi patut diwaspadai karena curah hujan diprediksi meningkat di berbagai wilayah Indonesia.
Merujuk pada informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan terjadi sepanjang November hingga Januari.
”Kepala BMKG menyampaikan bahwa curah hujan akan tinggi di Sumatera, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku selatan, dan Papua selatan. Ini harus jadi perhatian semua daerah,” kata Tito.
Kepadatan Penduduk...
Pulau Jawa, tegas Tito, menjadi wilayah paling rentan akibat tingginya kepadatan penduduk. Tito meminta seluruh pemerintah daerah segera menginventarisasi titik rawan longsor dan banjir.
Selain itu, mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, termasuk relokasi permukiman pada kawasan berisiko tinggi. Ia menyebut bahwa apel kesiapsiagaan di Cilacap sengaja digelar di lokasi bencana sebagai penegasan bagi daerah lain.
”Saya memimpin apel di sini agar daerah lain melihat kondisi ini dan bersiap-siap. Jangan sampai ada korban lagi. Kalau longsor terjadi di daerah kosong, dampaknya tidak sebesar di wilayah padat penduduk seperti Jawa,” ujarnya, dilansir dari laman Pemkab Cilacap.
Tito berharap seluruh korban yang masih hilang dapat segera ditemukan. Ia juga mengapresiasi kerja keras tim SAR gabungan yang terus berupaya di medan yang berat dan berisiko.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Cilacap Muhamad Abdullah menyampaikan, keputusan perpanjangan operasi pencarian akan bergantung pada hasil pencarian hari ini.
Tim SAR, kata dia, masih memusatkan operasi pada tiga titik utama yang diperkirakan menyimpan korban, yakni sektor A1, B1, dan B2. Masing-masing lokasi diperkirakan masih terdapat satu hingga tiga korban yang belum ditemukan.
”Kami maksimalkan pencarian hingga sore. Jika belum ada hasil, kami lakukan evaluasi dan ada kemungkinan operasi diperpanjang,” ujarnya.