Kamis, 20 November 2025

Murianews, Solo – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo tetap menjalankan tradisi sakral Tarian Bedhaya Ketawang meskipun jenazah Raja Paku Buwono (PB) XIII masih disemayamkan di Sasono Parasdya.

Latihan tari yang biasa digelar setiap Selasa Kliwon ini akan diselenggarakan di Sasono Wilopo, yang berdekatan dengan tempat persemayaman Raja.

Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan bahwa Bedhaya Ketawang merupakan tarian tradisional yang hanya dipentaskan saat upacara tingalan jumenengan (peringatan kenaikan takhta) Raja.

Tradisi latihan sakral ini harus tetap dilaksanakan, terlepas dari suasana duka yang menyelimuti Keraton.

”Bedhaya Ketawang apapun suasananya tetap harus digelar, meskipun dalam suasana duka, itu bagian terpenting memang selalu diadakan. Kebetulan beliau meninggal mendekati Selasa Kliwon,” kata Eddy seperti dilansir Detik.com, Senin (3/11/2025).

KPH Eddy Wirabhumi menambahkan detail khusus mengenai pelaksanaan Bedhaya Ketawang pada Selasa (4/11/2025) besok.

”Isinya doa (saat disemayamkan). Kecuali Selasa Kliwon itu, biasanya bedhaya ketawang, karena ada jenazah di situ tarinya dihilangkan, gendingnya tetap dilantunkan. Selama 1,5 jam kurang lebih,” jelasnya.

Dengan demikian, pada Selasa Kliwon tersebut, yang akan tetap terdengar adalah gending (musik iringan) dari tarian sakral tersebut. Sedangkan gerak tarinya ditiadakan sebagai penghormatan kepada jenazah Raja.

Tradisi Sakral...

  • 1
  • 2

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler