Rabu, 19 November 2025

Murianews, Cilacap – Kementerian Sosial (Kemensos) salurkan bantuan air bersih untuk mengatasi kekeringan di Cilacap. Bantuan itu bakal disalurkan secara bertahap untuk lebih dari 4.000 warga di 10 desa se-Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Sentra Satria Baturraden Darmanto mengatakan, bantuan air bersih itu sesuai dengan arahan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini untuk membantu masyarakat yang sedang dilanda kekeringan.

’’Oleh karena itu kami bersama BPBD Kabupaten Cilacap dan Dinas Sosial Kabupaten Cilacap pada hari Rabu (24/7) mulai menyalurkan bantuan air bersih dari Kemensos untuk warga yang mengalami krisis air bersih,’’ katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25/7/2024).

Penyaluran bantuan air bersih telah dimulai Rabu (24/7/2024). Di mana, saat itu air bersih sebanyak 10 ribu liter disalurkan untuk 120 keluarga di Desa Karangkemiri, Kecamatan Jeruklegi.

Bantuan air bersih tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Terutama, guna pemenuhan kebutuhan air bersih.

Bantuan kemudian disalurkan ke sembilan desa lainnya yang juga terdampak kekeringan, sesuai dengan prioritas dan hasil pemetaan yang dilakukan BPBD Kabupaten Cilacap.

Sebelumnya Sentra Satria Baturraden sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos telah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinsos Cilacap guna pemetaan daerah yang menjadi prioritas penyaluran sekaligus mengecek kesiapan mobil tanki air.

Berdasarkan data BPBD Cilacap per Senin (22/7/2024) tercatat sebanyak 1.227 keluarga yang terdiri atas 4.410 jiwa terdampak krisis air bersih pada kemarau 2024.

Sepuluh desa tersebut berada di enam kecamatan, yakni Desa Bojong dan Ujungmanik di Kecamatan Kaunganten; Cimrutu, Rawaapu, dan Bulupayung (Kecamatan Patimuan); Desa Gintungreja dan Karanggintung (Kecamatan Gandrungmangu); Desa Rawajaya (Kecamatan Bantarsari); Desa Karang Kemiri (Kecamatan Jeruklegi); serta Desa Panikel (Kecamatan Kampunglaut).

Krisis air bersih tersebut tidak semata-mata karena kekeringan karena sumur warga di beberapa desa seperti Panikel dan Ujungmanik sebenarnya masih ada airnya, namun tidak layak konsumsi karena terintrusi air laut.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler