Medik Veteriner Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar Faturrahman mengatakan, memang saat ini ditemukan beberapa kasus PMK di Karanganyar.
Berdasarkan data Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, sembilan sapi mati dengan indikasi PMK. Adapun kasus aktif saat ini masih di angka 50.
Secara keseluruhan, hingga saat ini angka populasi sapi di Kabupaten Karanganyar ada sekitar 52.000 ekor.
Ia mengemukakan, hewan ternak yang mati itu dikarenakan terlambat dilaporkan oleh pemiliknya. Akibatnya terlambat untuk ditangani.
”Kebanyakan yang dilaporkan mati sudah lewat kejadiannya. Yang laporan terakhir memang terindikasi PMK, kemarin mati tiga,” katanya, dikutip dari Antara, Jumat (3/1/2024).
”Saat gejala awal kalau langsung diobati banyak sembuhnya. Kalau telat 2-4 hari dan ada gejala penyakit lain maka penanganan sulit, tingkat kesembuhan sulit,” katanya.
Murianews, Karanganyar – Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak kembali merebak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebanyak sembilan ternak mati terindikasi PMK.
Medik Veteriner Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar Faturrahman mengatakan, memang saat ini ditemukan beberapa kasus PMK di Karanganyar.
Berdasarkan data Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, sembilan sapi mati dengan indikasi PMK. Adapun kasus aktif saat ini masih di angka 50.
Secara keseluruhan, hingga saat ini angka populasi sapi di Kabupaten Karanganyar ada sekitar 52.000 ekor.
Ia mengemukakan, hewan ternak yang mati itu dikarenakan terlambat dilaporkan oleh pemiliknya. Akibatnya terlambat untuk ditangani.
”Kebanyakan yang dilaporkan mati sudah lewat kejadiannya. Yang laporan terakhir memang terindikasi PMK, kemarin mati tiga,” katanya, dikutip dari Antara, Jumat (3/1/2024).
Menurutnya, selama masih gejala awal, peluang ternak untuk sembuh lebih besar ketimbang yang telah dilaporkan.
”Saat gejala awal kalau langsung diobati banyak sembuhnya. Kalau telat 2-4 hari dan ada gejala penyakit lain maka penanganan sulit, tingkat kesembuhan sulit,” katanya.
Pengawasan Rutin...
Saat ini, pihaknya telah melakukan penanganan PMK. Meski belum dilakukan penyekatan, pihaknya telah rutin melakukan pengawasan.
Petugas yang berjaga diminta untuk mengedukasi dan melakukan pencegahan rutin, salah satunya dengan memberikan disinfektan.
”Bagi sapi yang kena, kalau di kandang harapannya dipisah dari sapi lain yang masih sehat. Diberi pengobatan dan disemprot disinfektan di kandang dan lingkungannya,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga telah mengimbau para peternak agart tidak melakukan transaksi jual beli ternak di luar daerah untuk sementara waktu.
”Saat ini kami mengimbau masyarakat agar hati-hati dan waspada terkait lalu lintas hewan sapi. Agar petani atau peternak lebih selektif dalam jual beli terutama di pasar hewan,” katanya.