Ganjar Desak Impor Tembakau Dibatasi
Ali Muntoha
Kamis, 3 Agustus 2023 13:39:00
Murianews, Boyolali – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendesak membatasi impor tembakau. Pemerintah dan pabrik rokok juga diminta untuk mengutamakan tembakau produksi petani lokal.
Ganjar mengatakan, pihaknya telah menyampaikan ke pemerintah pusat untuk membatasi kebijakan impor tembakau. Sebab, saat panen raya kepastian pembelian tembakau sangat ditunggu petani.
”Saya sampaikan ke kementerian, karena dulu ada impornya juga, tolong milik petani diprioritaskan. Sebab, banyak tembakau bagus yang dihasilkan petani saat ini, tak kalah dengan tembakau negara lain,” kata Ganjar, Kamis (3/8/2023).
Ini dikatakan Ganjar saat menghadiri Festival Tungguk Tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (3/8/2023). Kegiatan budaya mengawali panen tembakau yang dihadiri ribuan orang dan Bupati Boyolali.
Ganjar mengatakan, ia juga telah bertemu dengan dua pabrik rokok besar di Indonesia. Pabrik rokok diminta untuk membeli tembaku petani lokal, dan mengurangi tembakau impor.
”Memang setelah cukai naik, pabrikan agak ngerem, sehingga kapasitas pengadaannya mungkin tidak akan banyak. Namun, saya tetap meminta, agar mereka memprioritaskan membeli tembakau dari petani,” ujarnya.
Ganjar mengatakan akan terus berjuang demi kesejahteraan petani di Jateng, termasuk petani tembakau. Sebab, banyak wilayah di Jateng yang menjadi sentra pertanian ini.
”Apalagi Jateng, banyak tembakau bagus yang sekarang dihasilkan petani dari Temanggung, Magelang, Boyolali, Klaten dan lainnya. Maka, saya akan terus mendorong agar tembakau Jateng menjadi prioritas,” pungkasnya.
Suraji Sunaryo, petani tembakau di Boyolali mengatakan, tiap tahun harga tembakau fluktuatif. Tahun ini, untuk tembakau petik pertama dihargai Rp 50.000 per kilogram.
”Itu sudah lumayan, sebab baru petik pertama. Nanti yang kualitasnya bagus biasanya dihargai Rp 70.000 sampai Rp 80.000. Ya semoga cuaca tetap bagus seperti ini, agar hasil juga berkualitas,” pungkas Ganjar.
Murianews, Boyolali – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendesak membatasi impor tembakau. Pemerintah dan pabrik rokok juga diminta untuk mengutamakan tembakau produksi petani lokal.
Ganjar mengatakan, pihaknya telah menyampaikan ke pemerintah pusat untuk membatasi kebijakan impor tembakau. Sebab, saat panen raya kepastian pembelian tembakau sangat ditunggu petani.
”Saya sampaikan ke kementerian, karena dulu ada impornya juga, tolong milik petani diprioritaskan. Sebab, banyak tembakau bagus yang dihasilkan petani saat ini, tak kalah dengan tembakau negara lain,” kata Ganjar, Kamis (3/8/2023).
Ini dikatakan Ganjar saat menghadiri Festival Tungguk Tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (3/8/2023). Kegiatan budaya mengawali panen tembakau yang dihadiri ribuan orang dan Bupati Boyolali.
Ganjar mengatakan, ia juga telah bertemu dengan dua pabrik rokok besar di Indonesia. Pabrik rokok diminta untuk membeli tembaku petani lokal, dan mengurangi tembakau impor.
”Memang setelah cukai naik, pabrikan agak ngerem, sehingga kapasitas pengadaannya mungkin tidak akan banyak. Namun, saya tetap meminta, agar mereka memprioritaskan membeli tembakau dari petani,” ujarnya.
Ganjar mengatakan akan terus berjuang demi kesejahteraan petani di Jateng, termasuk petani tembakau. Sebab, banyak wilayah di Jateng yang menjadi sentra pertanian ini.
”Apalagi Jateng, banyak tembakau bagus yang sekarang dihasilkan petani dari Temanggung, Magelang, Boyolali, Klaten dan lainnya. Maka, saya akan terus mendorong agar tembakau Jateng menjadi prioritas,” pungkasnya.
Suraji Sunaryo, petani tembakau di Boyolali mengatakan, tiap tahun harga tembakau fluktuatif. Tahun ini, untuk tembakau petik pertama dihargai Rp 50.000 per kilogram.
”Itu sudah lumayan, sebab baru petik pertama. Nanti yang kualitasnya bagus biasanya dihargai Rp 70.000 sampai Rp 80.000. Ya semoga cuaca tetap bagus seperti ini, agar hasil juga berkualitas,” pungkas Ganjar.