Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri Provinsi Jawa Tengah, yang digelar di Kantor Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jateng, Rabu (5/2/2025).
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk komoditas gabah kering giling pada tahun 2025 tercatat mencapai 433.734,2 kg setara beras.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kennedi, menyatakan bahwa ribuan hektar areal persawahan di Jawa Tengah terdampak banjir, yang berimbas pada hasil panen.
Namun demikian, ia memastikan produksi padi di Jawa Tengah masih cukup melimpah meskipun terdapat daerah yang mengalami kerugian akibat banjir.
“Target panen bulan Februari ini diperkirakan mencapai 700 ribu hingga 800 ribu hektar di wilayah Jawa Tengah,” ungkap Sopran.
Murianews, Semarang – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menekankan pentingnya kesiapan stok beras cadangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri Provinsi Jawa Tengah, yang digelar di Kantor Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jateng, Rabu (5/2/2025).
“Setiap tahun, beras cadangan dibeli dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan nantinya diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti dalam kegiatan tertentu maupun situasi kebencanaan,” ujar Nana.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk komoditas gabah kering giling pada tahun 2025 tercatat mencapai 433.734,2 kg setara beras.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kennedi, menyatakan bahwa ribuan hektar areal persawahan di Jawa Tengah terdampak banjir, yang berimbas pada hasil panen.
Namun demikian, ia memastikan produksi padi di Jawa Tengah masih cukup melimpah meskipun terdapat daerah yang mengalami kerugian akibat banjir.
“Target panen bulan Februari ini diperkirakan mencapai 700 ribu hingga 800 ribu hektar di wilayah Jawa Tengah,” ungkap Sopran.
Serapan Petani...
Dari sisi penyerapan gabah petani, Sopran mengungkapkan bahwa Perum Bulog Jawa Tengah telah menyerap 2.000 ton gabah di awal tahun ini. Jumlah ini mengalami peningkatan hingga 400% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini disebabkan adanya perubahan regulasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait dengan Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG), serta beras yang dibeli dari Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi).
“Untuk GKP, harus diserap dari petani dengan berbagai kualitas. Namun, dalam hal beras, tetap harus mengacu pada standar kualitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” jelas Sopran.
Ia optimis bahwa dengan dukungan dari Pj Gubernur Jawa Tengah, Pangdam IV Diponegoro, serta jajaran dinas terkait, penyerapan gabah oleh Bulog Kanwil Jateng dapat berjalan secara optimal.
“Seperti yang disampaikan oleh Pj Gubernur Jateng, semoga penyerapan ini juga dapat membantu suplai beras ke wilayah provinsi lain,” pungkasnya.