Kamis, 20 November 2025

Murianews, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menegaskan komitmennya untuk mewujudkan sekolah berintegritas di seluruh jenjang pendidikan SMA, SMK, dan SLB. Upaya ini diyakini hanya bisa tercapai dengan peran aktif seluruh penyelenggara pendidikan, guru, kepala sekolah, hingga para siswa.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan hal itu dalam acara Gebyar Aktualisasi Sekolah Berintegritas (SBI) di Museum Ronggowarsito, Semarang, Selasa (23/9/2025). Menurutnya, integritas di sekolah harus dibangun dari dua sisi: penyelenggara pendidikan dan peserta didik.

“Sekolah berintegritas itu sebenarnya ada dua sisi. Dimulai dari penyelenggara sekolah, teman-teman guru dan kepala sekolah harus berintegritas di dalam mengelola sekolah,” ujarnya.

Selain itu, Sumarno menambahkan pentingnya internalisasi nilai-nilai integritas bagi para siswa. Penanaman karakter sejak dini, kata dia, akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini mengelola lebih dari 500 SMA/SMK dan SLB, dengan jumlah siswa mencapai lebih dari satu juta anak. Jika nilai integritas berhasil ditanamkan secara konsisten, dampaknya akan sangat strategis bagi pembangunan bangsa.

“Mudah-mudahan nilai-nilai integritas ini tertanam di hati anak-anak kita. Begitu nanti mereka terjun di masyarakat, baik di pemerintahan, dunia usaha, dan sebagainya, mereka akan mengedepankan integritas,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Sadimin, menuturkan bahwa kegiatan SBI bertujuan menanamkan nilai integritas sekaligus membangun budaya antikorupsi di lingkungan sekolah. Setidaknya terdapat sembilan nilai yang ditekankan, yakni jujur, disiplin, peduli, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

Tata Kelola Sekolah...

Bagi tenaga pendidik, lanjutnya, penanaman integritas dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola sekolah yang baik dengan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Hal itu diyakini dapat menekan potensi praktik korupsi di dunia pendidikan.

“Kemudian untuk meningkatkan kepercayaan publik, menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab di mata masyarakat,” ujar Sadimin.

Ia menekankan, seluruh warga sekolah harus memiliki komitmen bersama dalam membangun budaya integritas, karena manfaatnya akan terasa jauh melampaui ruang kelas.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi juga mengingatkan pentingnya integritas, khususnya bagi para kepala sekolah. Ia menekankan agar kepala sekolah tidak hanya menjadi pemimpin, tetapi juga teladan bagi para siswa. (*)

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler