Ganjar Dorong Pembuatan Kapal Motor Listrik Berbasis Baterai
Cholis Anwar
Jumat, 11 Agustus 2023 14:02:00
Murianews, Cilacap – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung program transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Tidak hanya berfokus di darat, Ganjar kini juga mengarahkan perhatiannya ke sektor kelautan dan perikanan dengan menginisiasi program kapal motor listrik berbasis baterai di wilayah Cilacap.
Ganjar pun meluncurkan program tersebut dengan menjadikan Cilacap sebagai pilot project pada Jumat (11/8/2023). Dalam upacara peluncuran yang digelar di Pantai Teluk Penyu Cilacap, Ganjar memberikan bantuan mesin kapal berbahan bakar listrik kepada sejumlah nelayan.
Selain mesin listrik, Ganjar juga memberikan hibah alat perikanan tangkap senilai Rp1,6 miliar, asuransi nelayan senilai Rp1 miliar, serta bantuan lainnya.
”Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima Murianews.com, Jumat (11/8/2023).
Program kapal listrik berbasis baterai di Cilacap ini merupakan salah satu langkah nyata dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan lingkungan laut. Ganjar juga menekankan pentingnya memberikan insentif kepada nelayan agar mereka dapat dengan mudah beralih ke mesin listrik.
”Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka. PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi dan pusat memberikan apa. Sehingga, para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini,” jelasnya.
Selain membawa manfaat lingkungan, penggunaan kapal listrik juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan nelayan. Pengeluaran yang diperlukan untuk kegiatan melaut dapat berkurang secara signifikan.
Biasanya, nelayan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp230.000 untuk membeli 20 liter bahan bakar minyak (BBM) saat melaut. Namun, dengan penggunaan mesin listrik, biaya yang dikeluarkan nelayan hanya sekitar Rp25.000 saja, karena biaya listrik per kilowatt-hour (KWH) hanya Rp2.500.
”Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan,” tegas Ganjar.
Pihaknya pun menyarankan agar Cilacap dijadikan sebagai pilot project untuk peralihan energi di laut, dan Ganjar berharap konsep serupa dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Jateng.
”Tidak hanya kapal nelayan, tapi juga kapal angkutan dan kapal wisata. Sudah saatnya sekarang kita beralih dan harus dimulai,” pungkasnya.



