Diketahui, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pekalongan pada Senin (20/1/2025) memicu tanah longsor di 11 kecamatan.
Kondisi tanah yang labil memperparah dampak bencana ini. Berdasarkan data sementara, 17 orang meninggal dunia dan 10 lainnya mengalami luka-luka.
Upaya pencarian korban terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Tagana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan relawan lainnya.
Murianews, Pekalongan – Kementerian Sosial (Kemensos) menerjunkan tim Tagana untuk membantu mengevakuasi evakuasi korban longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Mensos Saifullah Yusuf mengatakan, Task Force Tagana, satuan khusus yang terlatih untuk menangani berbagai medan bencana, telah ditugaskan di lokasi sejak Selasa (21/1/2025).
”Kami sudah kirimkan Task Force Tagana atau pasukan khusus Tagana yang sudah terlatih ke lokasi,” ujar Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf dikutip dari Antara.
Selain membantu evakuasi korban, Tagana juga mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan petugas dan warga terdampak.
Kemensos memastikan pasokan kebutuhan dasar, termasuk makanan siap saji, tetap terjamin selama masa darurat.
Bantuan logistik telah dikirimkan dari Gudang Sentra Terpadu Kartini Temanggung ke lokasi bencana. Bantuan tersebut mencakup 300 paket perlengkapan keluarga, 600 paket pakaian anak, 5.000 paket makanan siap saji.
Kemudian 705 paket makanan anak, 3.000 paket lauk-pauk siap saji, 200 paket sandang dewasa, 200 paket sandang anak, 500 lembar kasur, 300 lembar selimut, 100 tenda gulung, 10 tenda keluarga, 2 tenda serbaguna, dan 1 dapur umum lapangan.
Total nilai bantuan yang disalurkan mencapai Rp 1,4 miliar. Kemensos juga menyiapkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dunia.
Intensitas hujan tinggi...
Diketahui, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pekalongan pada Senin (20/1/2025) memicu tanah longsor di 11 kecamatan.
Kondisi tanah yang labil memperparah dampak bencana ini. Berdasarkan data sementara, 17 orang meninggal dunia dan 10 lainnya mengalami luka-luka.
Upaya pencarian korban terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Tagana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan relawan lainnya.
