Tuntaskan Masalah Pesangon, Gubernur Jateng Undang Kurator PT Sritex

Murianews, Semarang – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menemui ribuan mantan buruh PT Sritex yang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (24/9/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Luthfi berjanji akan mengundang pihak kurator PT Sritex untuk segera menuntaskan masalah pesangon yang belum dibayarkan selama hampir tujuh bulan.

Mulanya, perwakilan buruh dari Federasi Serikat Tekstil Sandang dan Kulit Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Eko Widaryanto mengatakan jika aksi ini dipicu oleh kinerja kurator PT Sritex yang dianggap lamban dalam melakukan penilaian dan pelelangan aset perusahaan.

Padahal, PT Sritex telah dinyatakan pailit, dan pesangon bagi sekitar 8.500 karyawan sangat dibutuhkan.

Widaryanto mengatakan, selama ini eks pekerja Sritex hanya mendapatkan Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Sementara, hak pesangon dan THR yang dijanjikan setelah aset perusahaan terjual sampai saat ini belum ada kepastian.

Menaggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, seluruh aspirasi yang disampaikan oleh eks pekerja Sritex telah diterima.

Ia langsung menginstruksikan kepada Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Satgas PHK Provinsi Jawa Tengah untuk segera menggelar rapat.

Undang kurator...

Tidak hanya itu, Luthfi mengaku akan mengundang pihak kurator Sritex beserta pihak terkait dalam rapat tersebut.

Pemprov Jateng selaku fasilitator ingin permasalahan pesangon yang sudah hampir tujuh bulan belum dibayarkan itu segera diselesaikan.

”Kita rapat dengan Satgas PHK Pemprov. Besok kita undang kuratornya, lawyer-nya, kita undang desk tenaga kerja Polda Jateng untuk rapat bersama,” tegas Lutfi.

Lebih lanjut, pihaknya juga akan melakukan pemetaan permasalahan yang ada di PT Seritex dan mantan karyawannya.  

”Kita mapping (petakan) permasalahan Sritex untuk segera kita selesaikan. Masalahnya itu ada pesangon, karena (kerja) kurator yang belum selesai,” katanya.