Marsiana, Disabilitas Temanggung yang Tenar Jadi ”Barista”
Dani Agus
Senin, 14 Agustus 2023 02:29:00
Marsiana, Disabilitas Temanggung yang Tenar Jadi ”Barista” Keliling
Murianews, Temanggung – Meski memiliki keterbatasan, semangat yang ditunjukkan Marsiana, seorang penyandang disabilitas dari Temanggung ini patut jadi insiprasi.
Meski memiliki keterbatasan fisik, namun Marsiana pantang meminta-minta. Demi menghidupi anak istri, pria 57 tahun memilih jualan kopi keliling.
Marsiana jualan kopi menggunakan motor roda tiga yang sudah dimodifikasi agar nyaman dipakai mencari nafkah. Di kaca depan motornya, ada baris tulisan ukuran cukup besar yang berbunyi: ”Barista Disabilitas Ayo Ngopi, Ketika Otak Perlu Inspirasi”.
Sepintas tampak tidak ada yang istimewa dari sosoknya. Namun setelah diamati tangan kirinya ternyata merupakan tangan palsu. Ya, meski difabel, namun hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk tetap bekerja mencari nafkah bagi keluarga.
Alumnus SMA Negeri 1 Temanggung tahun 1986 ini, juga sering dilibatkan dalam beberapa acara. Seperti saat ikut berpartisipasi dalam acara “Ngopi Bareng” lintas sektor dan elemen, di halaman Kantor BNNK Temanggung, belum lama ini.
Warga Papoan, Kelurahan Madureso, Temanggung ini, tak pernah merasakan dirinya menjadi orang yang memiliki kekurangan, orang tak mampu, dan orang yang harus dikasihani. Sebaliknya, apa yang telah digariskan Tuhan kepada dirinya dianggapnya sebagai kelebihan dan karunia tak terhingga.
Ia tak mau hanya berpangku tangan selalu menunggu belas kasihan, namun tetap optimistis menjemput rezeki halal dengan berjualan kopi keliling dari satu tempat ke tempat lain.
”Awalnya dulu saya sudah bekerja di sebuah warung lesehan, tapi terkena PHK, lalu bingung mau kerja apa. Sementara ada keluarga yang harus saya hidupi. Tapi meski saya disabilitas saya tidak ingin selalu dikasihani, saya ingin mandiri hidup. Lalu tidak sengaja buka-buka YouTube ada orang jualan kopi keliling di Yogya, maka saya coba, bermodalkan Rp 250 ribu saja,” katanya, dilansir dari laman Pemprov Jateng, Senin (14/8/2023).
Empat tahun kini, usahanya telah berjalan dan ia pun telah mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Namun, perjuangannya tak semudah membalik telapak tangan, sebab pahit getir sebagai penjual kopi keliling telah dilakoni.
Awalnya, sebelum dibantu motor roda tiga oleh Kementerian Sosial RI, ia berjualan dengan sepeda motor roda dua. Ia pun harus bersusah payah. Saat hujan badannya basah kuyup bersama barang jualannya, begitu juga saat terik, sengatan sinar matahari membakar kulitnya. Akan tetapi, ayah tiga anak ini tak patah arang, ia terus menjemput rejeki dengan semangat.
Dulu saat memakai motor roda dua, ia hanya bisa meraup pendapatan rata-rata Rp 50 ribu per hari, kini saat menggunakan sepeda motor roda tiga barang jualannya pun semakin banyak, hingga pendapatannya pun bertambah antara Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu per hari. Saat tidak ada event atau tidak berkeliling ia pun tetap berjualan di sebelah timur Mako Polres Temanggung.
Melalui cara ini ia ingin memberikan motivasi kepada rekan-rekannya sesama difabel, agar tetap bersemangat menjalani hidup, menjemput rezeki dan tidak perlu berkecil hati.
”Kebetulan saya juga dipercaya sebagai Ketua Difabel Kabupaten Temanggung, dengan anggota kurang lebih 5.000 orang, terdiri dari daksa, netra, dan lain-lain. Kadang difabel itu enggak berani keluar rumah, utamanya karena rasa minder, maka dari situ kita cari, kita kumpulkan kita berikan wawasan, bahwa kita punya keterbatasan itu tidak sendiri,” katanya.
Ia tak segan berkolaborasi dengan instansi yang ada, agar bisa memberikan pelatihan kepada difabel. Upayanya membuahkan hasil, banyak rekan-rekannya yang sebelumnya merasa minder, kini melalui pelatihan program usaha bisa menentukan usaha yang cocok dengan kondisi atau keterbatasan masing-masing. Bahkan Kemensos telah memberikan pelatihan, permodalan, hingga peralatan pendukung, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Temanggung.



