Dalam aksi ini, pedagang masih menuntut pihak yang berwenang untuk memberikan lapak di Pasar Seni Kujon Borobudur. Aksi yang sudah kesekian kali ini ditandai dengan diamnya para pedagang.
Tangan mereka juga diikat sebagai simbol ”kejengkelan: karena aspirasi mereka tidak kunjung mendapat jawaban dari manajemen Taman Wisata Candi (TWC).
”Ini sebagai bentuk kejengkelan kami karena tidak kunjung mendapat kepastian. Padahal kami yakin, mereka sudah paham hak kami,” ujar ketua SKMB M Zulianto, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Ia mengatakan, pedagang yang melakukan aksi ini sudah berbulan-bulan menunggu keputusan dari TWC. Mereka sebenarnya masuk dalam list pedagang yang mendapat lapak, namun sampai saat ini belum ada kejelasan.
Aksi berlangsung tertib, pedagang hanya membentangkan poster-poster bertuliskan nasib mereka yang belum jelas.
”Kita sadar bahwasanya kita masyarakat di Borobudur sangat tergantung dengan pariwisata. Sedangkan pariwisata tidak hadir dengan sendirinya, namun perlu dibangun bersama,” ujarnya.
Murianews, Magelang – Sekitar 100 pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) Magelang, melakukan aksi bisu di depan pintu utama Candi Borobudur, Selasa (10/12/2024). Aksi ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember.
Dalam aksi ini, pedagang masih menuntut pihak yang berwenang untuk memberikan lapak di Pasar Seni Kujon Borobudur. Aksi yang sudah kesekian kali ini ditandai dengan diamnya para pedagang.
Tangan mereka juga diikat sebagai simbol ”kejengkelan: karena aspirasi mereka tidak kunjung mendapat jawaban dari manajemen Taman Wisata Candi (TWC).
”Ini sebagai bentuk kejengkelan kami karena tidak kunjung mendapat kepastian. Padahal kami yakin, mereka sudah paham hak kami,” ujar ketua SKMB M Zulianto, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Ia mengatakan, pedagang yang melakukan aksi ini sudah berbulan-bulan menunggu keputusan dari TWC. Mereka sebenarnya masuk dalam list pedagang yang mendapat lapak, namun sampai saat ini belum ada kejelasan.
Aksi berlangsung tertib, pedagang hanya membentangkan poster-poster bertuliskan nasib mereka yang belum jelas.
Camat Borobudur Subiyanto yang menemui para pedagang mengajak agar membangun atmosfer wisata Borobudur dengan sebaik-baiknya.
”Kita sadar bahwasanya kita masyarakat di Borobudur sangat tergantung dengan pariwisata. Sedangkan pariwisata tidak hadir dengan sendirinya, namun perlu dibangun bersama,” ujarnya.
Dilaporkan Ombudsman RI...
Menanggapi aksi itu, Corporate Secretary In Journey Destination Managemen Ryan Eka Permana Sakti mengatakan, pada prinsipnya PT Taman Wisata Candi bersama seluruh pihak, telah menyelesaikan proses pemadanan data pedagang SKMB di pintu satu Borobudur sesuai arahan Ombudsman RI.
Proses ini dilakukan secara akuntabel, tranparan dengan melibatkan Forkopimda Kabupaten Magelang, perwakilan pedagang, dan panitia yang ditunjuk.
Setiap tahapan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama yang didokumentasikan dalam bentuk BAP yang sah ditandatangani seluruh pihak, termasuk perwakilan pedagang.
Dalam proses ini, data pedagang diverifikasi secara bertahap dan dikategorikan untuk memastikan keabsahan sesuai aturan. Hasilnya pun sudah dilaporkan kepada Ombudsman RI.
"Kami memiliki konsen antara kesesuaian data dengan informasi yang beredar di publik. Namun kami tetap berkomitmen menjaga integritas dan keterbukaan selama proses ini, serta berharap semua pihak mendukung penyelesaian demi kawasan Candi Borobudur,” katanya.