Sebagian, warga sempat protes karena sertifikat atas sisa tanah terdampak pembangunan itu belum diserahkan. Protes disampaikan dengan memasang spanduk di area pembangunan.
Soal spanduk itu, Ketua RW 21 Kelurahan Rejowinangun Utara, Lukisno mengatakan, di Canguk ada proyek flyover dan semi underpass sehingga ada tanah warga yang terdampak untuk pelebaran jalan.
”Waktu itu dari PUPR menjanjikan, kalau tidak salah 8 bulan sampai 1 tahun. Tapi sampai detik ini sudah mau dua tahun belum ada kejelasan. Kita tanya ke BPN juga belum ada kepastian,” kata Lukisno saat dihubungi awak media, Rabu (25/12/2024), dilansir dari Detik.com.
Menurut Lukisno, ada 56 sertifikat yang terdampak di RW 21. Dari 56 sertifikat tersebut sampai sekarang belum ada yang dibagikan.
”Baru satu (jadi), tapi belum komplet, dalam arti belum bisa diberikan kepada pemiliknya,” ujar dia.
Murianews, Kota Magelang – Pembangunan flyover dan semi underpass Canguk, Kota Magelang, Jawa Tengah masih menyisakan masalah hingga saat ini.
Dalam proses pembangunan flyover dan semi underpass Canguk ini, ada banyak warga yang terdampak. Di mana, tanah mereka terkena proyek flyover dan semi underpass Canguk itu.
Sebagian, warga sempat protes karena sertifikat atas sisa tanah terdampak pembangunan itu belum diserahkan. Protes disampaikan dengan memasang spanduk di area pembangunan.
Soal spanduk itu, Ketua RW 21 Kelurahan Rejowinangun Utara, Lukisno mengatakan, di Canguk ada proyek flyover dan semi underpass sehingga ada tanah warga yang terdampak untuk pelebaran jalan.
Warga yang terdampak itu diminta sertifikatnya dan nanti bakal dibuatkan sertifikat baru dengan sisa tanah setelah terkena proyek.
”Waktu itu dari PUPR menjanjikan, kalau tidak salah 8 bulan sampai 1 tahun. Tapi sampai detik ini sudah mau dua tahun belum ada kejelasan. Kita tanya ke BPN juga belum ada kepastian,” kata Lukisno saat dihubungi awak media, Rabu (25/12/2024), dilansir dari Detik.com.
Menurut Lukisno, ada 56 sertifikat yang terdampak di RW 21. Dari 56 sertifikat tersebut sampai sekarang belum ada yang dibagikan.
”Baru satu (jadi), tapi belum komplet, dalam arti belum bisa diberikan kepada pemiliknya,” ujar dia.
Spanduk Protes...
Lukisno bilang, lahan miliknya juga terkena proyek tersebut. Dari dua sertifikat, ada seluas 25 meter persegi yang terkena. Dengan pemasangan spanduk protes itu, warga berharap agar urusan sertifikat itu segera kelar.
”Kalau pembayaran ganti rugi sudah terselesaikan. Iya, sertifikat (belum diberikan) setelah sisa tanah yang terpotong (terdampak),” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Magelang Muhun Nugraha mengatakan, pengadaan tanah skala kecil dan tidak melalui pelaksana pengadaan tanah.
”Artinya semua prosesnya melalui kegiatan pendaftaran tanah seperti biasa. Beda dengan yang pelaksana (panitia pengadaan tanah) kan ada hal-hal yang bisa dipermudah. Kemudian belum ada yang kita terbitkan sertifikat sisanya belum ada,” kata Muhun.
Sisa tanah yang terdampak, kata Muhun, harus dipasang patoknya. Kemudian nanti sertifikat yang diterbitkan berupa sertifikat elektronik.
”Jadi pakai mekanisme penataan batas dengan pengukuran di lapang,” jelasnya.
Muhun menambahkan, proses penerbitan sertifikat ini berbeda dengan pengadaan tanah untuk tol.
”Beda. Kalau tol pakai panitia pelaksana pengadaan tanah. Ya beda di proses. Kalau yang di Canguk ini harus ada pendaftaran (oleh masing-masing pemilik tanah),” pungkasnya.
Biaya sekitar Rp 99,6 Miliar...
Melansir laman Kementerian PU, pembangunan Flyover Canguk akan menambah kapasitas jalan dari semula dua lajur menjadi empat lajur. Untuk lajur arah Salatiga (Kopeng) dilengkapi dengan underpass sepanjang 16 meter serta jalan penghubung sepanjang 765,29 meter pada setiap arah.
Dibangun sejak November 2023 dengan panjang 781,2 meter ini telah mencapai progres pembangunan 86,5 persen per 28 Oktober 2024, dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024.
Anggaran pekerjaan konstruksi flyover menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) tahun 2023-2024 dengan biaya sekitar Rp 99,6 miliar.
Anggaran tersebut digunakan untuk pemasangan tiang bor sekan sekunder dan premier diameter 80 cm, pekerjaan tiang bor beton dengan diameter 800 mm, perkerasan beton semen, pekerjaan laston lapis.
Selain membantu mengurai kemacetan di wilayah Magelang, keberadaan Flyover Canguk juga diharapkan dapat memperlancar aksesibilitas menuju kawasan-kawasan pariwisata sekitar Borobudur, Yogyakarta, Prambanan, dan Kopeng, sehingga akan menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitarnya, khususnya sektor pariwisata.