Fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis CKD pertama di Indonesia ini berlokasi di Karoseri Trisakti, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
Fasilitas ini menjadi tonggak penting karena menjadikan Magelang sebagai salah satu pusat perakitan kendaraan listrik nasional.
Langkah strategis ini disebut sebagai bentuk kesiapan infrastruktur industri kendaraan listrik dalam negeri yang mengusung prinsip industrialisasi hijau.
”Manfaat industrialisasi hijau ini sangat besar. Kita tidak boleh tertinggal karena bahan bakunya, seperti nikel, ada di dalam negeri. Maka wajar jika kita membangun industrialisasi dari hulu ke hilir,” ujar Komisaris Utama PT VKTR Anindya Bakrie dalam sambutannya, dilansir dari laman Pemkab Magelang, Senin (1/6/2025).
Fasilitas ini disebut sebagai yang pertama di Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen, dan telah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Perindustrian sejak 10 bulan lalu.
Kapasitas produksinya ditargetkan mencapai 3.000 unit bus dan truk listrik per tahun.
Meskipun angka tersebut dinilai masih kecil dibandingkan kebutuhan nasional, sekitar 290.000 unit bus dan 5 juta truk yang belum menggunakan tenaga listrik, kehadiran fasilitas ini diyakini akan mendorong akselerasi transisi energi bersih di sektor transportasi.
Murianews, Magelang – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk secara resmi menggelar soft launching fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (29/5/2025).
Fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis CKD pertama di Indonesia ini berlokasi di Karoseri Trisakti, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
Fasilitas ini menjadi tonggak penting karena menjadikan Magelang sebagai salah satu pusat perakitan kendaraan listrik nasional.
Langkah strategis ini disebut sebagai bentuk kesiapan infrastruktur industri kendaraan listrik dalam negeri yang mengusung prinsip industrialisasi hijau.
”Manfaat industrialisasi hijau ini sangat besar. Kita tidak boleh tertinggal karena bahan bakunya, seperti nikel, ada di dalam negeri. Maka wajar jika kita membangun industrialisasi dari hulu ke hilir,” ujar Komisaris Utama PT VKTR Anindya Bakrie dalam sambutannya, dilansir dari laman Pemkab Magelang, Senin (1/6/2025).
Fasilitas ini disebut sebagai yang pertama di Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen, dan telah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Perindustrian sejak 10 bulan lalu.
Kapasitas produksinya ditargetkan mencapai 3.000 unit bus dan truk listrik per tahun.
Meskipun angka tersebut dinilai masih kecil dibandingkan kebutuhan nasional, sekitar 290.000 unit bus dan 5 juta truk yang belum menggunakan tenaga listrik, kehadiran fasilitas ini diyakini akan mendorong akselerasi transisi energi bersih di sektor transportasi.
Layanan Bus Rapid Transit...
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani menyambut baik langkah ini.
Ia menyebut, pengembangan kendaraan listrik adalah keniscayaan, seiring dengan potensi besar Indonesia dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
”Kita punya potensi sangat besar dalam hal baterai yang bisa kita kelola sendiri. Ini bagian pertama yang harus disiapkan. Saya yakin ke depan baterai kita bisa lebih efisien dan jangkauannya lebih jauh dengan dukungan teknologi," jelasnya.
Pemerintah juga menantang VKTR untuk tidak hanya menyediakan bus listrik untuk dalam kota, tapi juga untuk layanan antarkota.
Ahmad Yani menyatakan, semua ibu kota provinsi diharapkan memiliki layanan Bus Rapid Transit (BRT) yang dapat diisi oleh armada bus listrik.
Untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah telah menyiapkan skema pendanaan layanan bus listrik melalui dana opsi, yang bersumber dari pembagian pajak kendaraan bermotor kepada daerah.
Bupati Magelang Grengseng Pamuji berharap kehadiran fasilitas ini diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya ekosistem industri kendaraan listrik nasional, dimulai dari Kabupaten Magelang.