”Ketep Summit Festival bukan sekadar panggung hiburan. Melainkan bagian dari strategi pembangunan yang mengintegrasikan keindahan alam, seni, budaya, musik, ekonomi kreatif, dan produk-produk UMKM,” harapnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Festival ini menjadi ruang inovasi dan berekspresi para pelaku pariwisata yang berkolaborasi dengan musisi, pelaku usaha kecil dan menengah, serta pengusaha ekonomi kreatif.
”Harapan saya melalu Ketep Summit Festival akan mendongkrak lagi pariwisata di Magelang. Ketep Pass menjadi daya tarik tersendiri, bukan karena alamnya tapi juga karena seni budaya,” kata Miftahudin.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Mulyanto menyebutkan, Ketep Summit Festival 2025 digelar bertepatan dengan periode terbitnya matahari tepat di sela Gunung Merapi dan Merbabu.
Pemandangan epik tersebut bisa disaksikan dengan sempurna dari posisi puncak Ketep Pass. Periode perputaran bumi mengelilingi matahari itu hanya terjadi selama beberapa waktu dalam setahun.
Murianews, Magelang – Pembukaan Ketep Summit Festival 2025 di Kaki Gunung Merbabu, Magelang, Jawa Tengah, tetap berlangsung hangat dan meriah.
Padalah, kondisi suhu di kaki Gunung Merbabu menyentuh angka 16 derajat Celcius pada acara pembukaan Ketep Summit Festival 2025 yang dilakukan Bupati Magelang Grengseng Pamuji pada Jumat (18/7/2025) malam.
Hawa dingin yang menggigit di kawasan Ketep Pass tidak membuat para pengunjung yang hadir sejak sore beringsut pergi.
Mereka justru semakin semangat mengikuti rangkaian acara. Dari mulai pertujukan pembuka, sendra tari Candramuka Kajarwa dari Sanggar Kinara Kinari Borobudur, hingga puncak acara penampilan band The Rain.
Bupati Magelang Grengseng Pamuji mengatakan, Ketep Summit Festival yang dijadwalkan berlangsung pada 18 hingga 20 Juli 2025, tidak hanya akan menjadi festival biasa.
Tapi menjadi event tahunan yang bertujuan meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
”Ketep Summit Festival tahun 2025 mengusung tema 'Harmoni Semesta' bukan sekadar slogan. Tapi pesan mendalam tentang pentingnya keselarasan antara manusia, budaya, alam, dan kreativitas,” kata Grengseng, dalam sambutannya.
Melalui tema itu, Pemerintah Kabupaten Magelang menegaskan harapan seluruh masyarakat bersama mendorong kemajuan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.
Bukan Sekadar Panggung Hiburan...
”Ketep Summit Festival bukan sekadar panggung hiburan. Melainkan bagian dari strategi pembangunan yang mengintegrasikan keindahan alam, seni, budaya, musik, ekonomi kreatif, dan produk-produk UMKM,” harapnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Festival ini menjadi ruang inovasi dan berekspresi para pelaku pariwisata yang berkolaborasi dengan musisi, pelaku usaha kecil dan menengah, serta pengusaha ekonomi kreatif.
Direktur Ketep Pass Miftahudin menjelaskan, Ketep Summit Festival 2025 menjadi momentum kebangkitan pariwisata yang masih lesu. Kondisi ekonomi yang belum pulih benar akibat pandemi Covid-19, menjadi penyebab lesunya industri parwisata.
”Harapan saya melalu Ketep Summit Festival akan mendongkrak lagi pariwisata di Magelang. Ketep Pass menjadi daya tarik tersendiri, bukan karena alamnya tapi juga karena seni budaya,” kata Miftahudin.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Mulyanto menyebutkan, Ketep Summit Festival 2025 digelar bertepatan dengan periode terbitnya matahari tepat di sela Gunung Merapi dan Merbabu.
Pemandangan epik tersebut bisa disaksikan dengan sempurna dari posisi puncak Ketep Pass. Periode perputaran bumi mengelilingi matahari itu hanya terjadi selama beberapa waktu dalam setahun.
”Saat ini adalah puncak dimana kita bisa melihat matahari terbit di antara sela Gunung Merapi dan Merbabu sehingga sangat eksotis. Wisatawan bisa menikmati panorama itu,” ujar Mulyanto.