Fantastis, Nilai Ekspor Jateng Januari–Juni 2024 Tembus Segini
Supriyadi
Jumat, 2 Agustus 2024 10:39:00
Murianews, Semarang – Nilai ekspor berbagai produk asal Jawa Tengah (Jateng) selama tahun 2024, mulai Januari – Juni ini terbilang fantastis. Pasalnya nilai ekspor Jateng saat ini sudah tembus 5.392,13 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan jumlah tersebut meningkat 6,31 persen dibandingkan dalam periode yang sama di tahun lalu.
Untuk nilai ekspor di bulan Juni, lanjutnya, mencapai 896,50 juta dolar AS. Jumlah ini tumbuh 1,03 persen secara tahun ke tahun (year-on-year /y-on-y) dibanding Juni 2023. Hal itu merupakan pertumbuhan positif dibanding Juni 2023.
”Alhamdulillah ada kenaikan. Meskipun kenaikannya tipis. Ada kenaikan sebesar 1,03 persen di bulan Juni ini. Kalau total enam bulan terakhir kenaikan kita mencapai 6,31 persen,” katanya.
Ia menyebutkan, kenaikan nilai ekspor 1,03 persen itu dinilainya karena naiknya ekspor nonmigas mencapai 851,74 juta dolar AS pada Juni 2024. Sedangkan pada Juni 2023 untuk ekspor nonmigas 833,41 juta dolar AS.
Adapun menurut sektornya, ekspor Jawa Tengah didominasi produk industri, yaitu pakaian dan aksesorisnya atau bukan rajutan.
Pihaknya melihat pangsa ekpor nonmigas Jateng, yakni Amerika Serikat untuk pakaian dan aksesoris bukan pakaian, serta Jepang untuk mesin dan perlengkapan elektrik.
Sedangkan impor Jawa Tengah, tuturnya, pada Juni 2024 mengalami pertumbuhan positif secara m-to-m dibanding Mei 2024 yakni 2,81 persen mencapai 1.344,29 juta dolar AS dan Neraca Perdagangan Jawa Tengah defisit 474,79 juta dolar AS.
Endang menuturkan, inflasi pada Juli 2024 terhadap Juni 2024, Jateng mengalami deflasi 0,13 persen.
”Dengan Indek Harga Konsumen (IHK) Juli tahun 2024 sebesar 106,00. Kalau kita lihat, inflasi tahun ke tahun atau year on year (y-on-y), kita berada di 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,00,” kata dia.
Endang membeberkan, pada Juli lalu, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 2,16 persen, dengan IHK sebesar 106,46. Sementara, inflasi terendah terjadi di Purwokerto sebesar 1,64 persen, dengan IHK sebesar 105,17.
Ia menerangkan, deflasi month to month (m-to-m) 0,13 persen pada Juli 2024, merupakan deflasi kali keempat selama 2024.
”Mudah-mudahan ekonomi di Jateng tetap berkembang dengan baik,” harap Endang.
Adapun berdasarkan kelompok pengeluaran m-to-m yaitu makanan, minuman, dan tembakau, memberikan andil deflasi cukup besar, yaitu 0,23 persen. Terutama, disebabkan turunnya harga bawang merah, cabai merah, dan tomat.
Tidak hanya itu, pendidikan juga memberikan andil sebesar 0,03 persen. Dia menilai, hal itu menunjuukan geliat ekonomi Jateng masih cukup bagus. Itu terlihat dari kelompok pendidikan yang memberikan andil inflasi 0,03 persen, karena biaya pendidikan pada tahun ajaran baru 2023/2025.
Lima komoditas dengan andil deflasi dan inflasi m-to-m terbesar di Jateng pada Juli 2024 adalah bawang merah, cabai merah, tomat, telur ayam ras, dan bawang putih.
”Kelima komoditas tersebut menjadi andalan bagi warga Jawa Tengah,” jelas Endang.



