Menanggapi hal tersebut, Hendi pun menilai program yang disampaikan cukup bagus. Akan tetapi, ia justru menyinggung permasalahan soal Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).
"Programnya bagu. Tapi, saya punya pengalaman di Semarang, Gus (Yasin). Dulu 2013 PNS Semarang ingin pindah ke provinsi karena TTP-nya tinggi. Terakhir, PNS provinsi pada ingin pindah ke Pemkot, karena TTP kurang baik,” tegas Hendi.
Mestinya, lanjut Hendi, jika Gus Yasin ia meminta untuk bersikap menaikkan TPP atau tidak. Ia khawatir, program bagus tapi ASN kesulitan untuk mencukupi kebutuhan mereka.
”Ngomong jangan pungli jangan korupsi tapi mereka untuk sehari-hari saja harus utang,” kata dia.
"Bahwa TPP untuk urusan pungli akan ditingkatkan karena kinerja yang baik. Bagaimana pemerintah sudah memperketat pertemuan ASN dan investor, begitu juga dengan ASN dan masyarakat," jelas Yasin.
Ia pun berjanji akan menambahi pendidikan akhlak dan moral. Dengan begitu, perubahannya tak hanya tertahan pada SOP saja.
”Itu yang kami tekankan. Sehingga sebaik apapun SOP-nya, kalau ASN punya jiwa korupsi atau pungli maka tetap saja. Makanya kita tekankan pemimpin yang punya suri tauladan bagi Jawa Tengah,” tandasnya.
Murianews, Semarang – Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah (Cawagub Jateng) nomor urut 02 Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) memerkan program untuk menekan pungutan liar (pungli) saat debat Pilgub Jateng 2024, Rabu (30/10/2024).
Mendengar program tersebut, Cawagub nomor urut 01 Hendrar Prihadi atau Hendi pun mengingatkan akan apa yang terjadi saat Gus Yasin menjabat Wagub Jateng mendampingi Ganjar Pranowo untuk memimpin Jateng.
Gus Yasin awalnya melakukan pemaparan terlebih dulu. Dia menyatakan akan menggunakan teknologi untuk mengatasi pungli jika nantinya terpilih jadi wakil gubernur Jateng.
”Dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk manajemen data yang lebih efisien, aman dan transparan. Temuan potensi pelanggaran dalam penyiaran pada 2019-2023 mengalami peningkatan. Kategori tertinggi adalah konten kekerasan,” katanya.
Ia pun menegaskan, pemimpin harus memiliki jiwa suri tauladan bagi ASN Jateng. Karena itu, pihaknya juga akan memberikan pelatihan, melakukan perizinan tanpa tatap muka melalui aplikasi Jateng Ngopeni.
Yasin menambahkan, jika terpilih, mereka akan meningkatkan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah) yang selama ini mengawasi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota ke desa.
”Kami akan meningkatkan APIP yang sebelumnya dari provinsi dan kabupaten/kota menjadi ke desa. Sehingga tidak ada lagi pungli dan korupsi. Karena kami ingin meningkatkan integritas,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Hendi pun menilai program yang disampaikan cukup bagus. Akan tetapi, ia justru menyinggung permasalahan soal Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).
"Programnya bagu. Tapi, saya punya pengalaman di Semarang, Gus (Yasin). Dulu 2013 PNS Semarang ingin pindah ke provinsi karena TTP-nya tinggi. Terakhir, PNS provinsi pada ingin pindah ke Pemkot, karena TTP kurang baik,” tegas Hendi.
Mestinya, lanjut Hendi, jika Gus Yasin ia meminta untuk bersikap menaikkan TPP atau tidak. Ia khawatir, program bagus tapi ASN kesulitan untuk mencukupi kebutuhan mereka.
”Ngomong jangan pungli jangan korupsi tapi mereka untuk sehari-hari saja harus utang,” kata dia.
Gus Yasin pun merespons tanggapan dari Hendi. Menurut dia, TPP untuk urusan pungli akan ditingkatkan karena kinerja yang baik.
"Bahwa TPP untuk urusan pungli akan ditingkatkan karena kinerja yang baik. Bagaimana pemerintah sudah memperketat pertemuan ASN dan investor, begitu juga dengan ASN dan masyarakat," jelas Yasin.
Ia pun berjanji akan menambahi pendidikan akhlak dan moral. Dengan begitu, perubahannya tak hanya tertahan pada SOP saja.
”Itu yang kami tekankan. Sehingga sebaik apapun SOP-nya, kalau ASN punya jiwa korupsi atau pungli maka tetap saja. Makanya kita tekankan pemimpin yang punya suri tauladan bagi Jawa Tengah,” tandasnya.