”Kondisi ini sangat baik ketika menghadapi bulan puasa dan Lebaran,” kata Nana disela menghadiri acara High Level Meeting di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Rabu (12/2/2025).
Meskipun demikian, Nana meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), seluruh kepala daerah dan pihak terkait lainnya untuk memberi perhatian penuh terhadap pengendalian inflasi.
Apalagi, banyaknya jumlah pemudik yang masuk dan melintas di Jateng juga berpotensi meningkatkan kebutuhan sembako.
Dalam kesempatan itu, Nana menyatakan, Jateng merupakan lumbung pangan nasional. Posisi ini punya peran strategis dalam menjaga stabilitas harga pangan, mengendalikan inflasi, serta memastikan tercapainya ketahanan pangan.
”Untuk itu perlu dilakukan upaya seperti peningkatan produktivitas padi, pengembangan pangan lokal seperti mocaf dan sorgum, hilirisasi produk pangan, serta penguatan data neraca pangan daerah,” katanya.
Murianews, Semarang – Inflasi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) diketahui masih terkendali hingga Januari 2025. Artinya ekonomi masyarakat Jateng masih terkendali menjelang Ramadan 2025.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, dari catatan yang ada inflasi di wilayahnya tercatat berada di angka 1,28 persen secara year on year (YoY) pada Januari 2025.
”Kondisi ini sangat baik ketika menghadapi bulan puasa dan Lebaran,” kata Nana disela menghadiri acara High Level Meeting di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Rabu (12/2/2025).
Meskipun demikian, Nana meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), seluruh kepala daerah dan pihak terkait lainnya untuk memberi perhatian penuh terhadap pengendalian inflasi.
”Hal-hal yang perlu diwaspadai, antara lain curah hujan tinggi. Sebab, bila tidak ada strategi dan adaptasi yang baik, maka bisa berpotensi turunnya produktivitas pertanian, serta distribusi barang,” terangnya.
Apalagi, banyaknya jumlah pemudik yang masuk dan melintas di Jateng juga berpotensi meningkatkan kebutuhan sembako.
Dalam kesempatan itu, Nana menyatakan, Jateng merupakan lumbung pangan nasional. Posisi ini punya peran strategis dalam menjaga stabilitas harga pangan, mengendalikan inflasi, serta memastikan tercapainya ketahanan pangan.
”Untuk itu perlu dilakukan upaya seperti peningkatan produktivitas padi, pengembangan pangan lokal seperti mocaf dan sorgum, hilirisasi produk pangan, serta penguatan data neraca pangan daerah,” katanya.
Optimalisasi pangan...
Selain itu, pentingnya optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pengembangan rantai pasok (supply chain), mendorong program Makan Bergizi Gratis (MBG), mendorong pembiayaan sektor pangan, dan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Langkah-langkah itu diharapkan mampu menjaga stabilitas harga pangan, mengendalikan inflasi, serta memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Jawa Tengah.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan, komoditas penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada Januari 2025, di antaranya cabai, minyak goreng, dan bahan bakar minyak (BBM).
Pihaknya bekerja sama dengan pemuka agama dalam melakukan langkah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, supaya memperhatikan pola konsumsi agar tidak berlebih. Sebab, kalau konsumsinya berlebih akan memicu inflasi.
”Jadi kami imbau masyarakat untuk konsumsi secara wajar walaupun pada bulan puasa Ramadan,” tambahnya.