Diserang El Nino, Pasokan Pangan di Jateng Tetap Aman
Zulkifli Fahmi
Kamis, 16 November 2023 20:34:00
Murianews, Klaten – Meski fenomena El Nino melanda di wilayah Indonesia, tak terkecuali di Jawa Tengah. Namun, Pasokan pangan di Jawa Tengah pada 2023 ini dipastikan aman.
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan sektor pertanian memang sangat terkena dampak dari fenomena El Nino. Itu terlihat dari menurunnya produktivitas padi.
”Jadi produksi padi di Jawa Tengah, kalau kita perbandingkan produksi Oktober sampai Desember 2022 dengan 2023 ini, mengalami penurunan sebesar 123.335 ton,” kata Nana saat menerima Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Kamis (16/11/2023).
Meski secara komulatif produktifitas padi menurun, namun tak berarti seluruh daerah lumbung padi di Jateng menurut produksinya.
Setidaknya ada delapan daerah di Jawa Tengah yang produksi padinya tetap stabil. Di antaranya Sragen, Sukoharjo, Pemalang, Banyumas dan Klaten.
”Itu beberapa daerah yang alhamdulillah dalam situasi el nino, tapi malah menghasilkan ataupun bisa melaksanakan panen yang lebih baik,” tuturnya.
Pemprov Jateng sendiri terus berupaya agar pasokan panga naman. Beberapa di antaranya yakni berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota, agar produksi padi tetap bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Program yang dilaksanakan mulai dari melayani peminjaman pompa air, pengadaan alat mesin pertanian, bantuan benih, dan asuransi pertanian.
”Kami pun terus melakukan koordinasi dengan BMKG. Kami berharap di November ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga bisa mulai musim tanam,” kata Nana.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani menambahkan, produksi padi dari Januari hingga Oktober 2023 mencapai 367.465 ton. Sedangkan produksi beras Januari sampai dengan Oktober 2023, sebanyak 204.558 ton.
”Adapun konsumsi beras ada 116.589 ton. Jadi mengalami surplus beras sebantak 87.969 ton,” ungkap Sri Mulyani.
Ditambahkan dia, Kabupaten Klaten masih memiliki potensi luas lahan 8.286 hektar dengan produksi 51.353 ton gabah kering atau setara 31.839 ton beras.



