Kamis, 20 November 2025

’’Kondisi geopolitik perang di Rusia-Ukrania serta Israel-Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain dan penurunan ekspor karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat kawasan Eropa maupun Amerika Serikat,’’ jelasnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/6/2024).

Tak hanya itu, PT Sritex juga menghadapi over supply tekstil dari China yang menyebabkan dumping harga. Produk-produk itu telah menyasar ke negara-negara yang longgar aturan impornya, termasuk Indonesia.

’’Situasi geopolitik dan gempuran produk China masih terus berlangsung sehingga penjualan belum pulih. Perseroan tetap beroperasi dengan menjaga keberlangsungan usaha, serta operasional dengan menggunakan kas internal maupun dukungan sponsor,’’ bebernya.

Atas kondisi tersebut, Sritex telah memohon relaksasi kepada kreditur dan mayoritas disebut sudah memberikan persetujuan. Restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) telah selesai dilakukan.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler