Bukan ke Barak TNI, Gus Yasin Usul Kirim Anak Bermasalah ke Pesantren

Zulkifli Fahmi
Minggu, 18 Mei 2025 11:53:00

Murianews, Semarang – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim anak bermasalah ke barak TNI tak akan ditiru Pemprov Jateng. Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengusulkan agar mereka dikirim ke pesantren.
Usulan itu disampaikannya dalam acara Halalbihalal dan Harlah ke-79 Muslimat NU Kota Semarang, Sabtu (17/5/2025). Di kesempatan itu, ia mengatakan, pemerintah bisa bekerja sama dengan organisasi seperti Muslimat, Aisyiyah, atau pondok pesantren.
”Kita fasilitasi mereka ke pesantren (atau boarding school), bukan sekadar untuk disiplin, tapi juga agar mereka paham nilai-nilai keagamaan, apapun agamanya,” jelasnya.
Ia mngungkapkan, kolaborasi lintas organisasi dalam upaya membina generasi muda dan menjaga ketahanan sosial masyarakat sangat penting dilakukan.
”Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, Aisyiyah, semua kami beri ruang,” tuturnya.
Dalam acara itu, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen menyebut kenalakan remaja merupakan fenomena yang kumat-kumatan atau timbul-tenggelam.
Fenomena sekarang ini, banyak anak-anak di bawah umur yang sekadar ikut-ikutan. Pembinaan berbasis karakter pada generasi muda pun penting dilakukan.
Menurutnya, ketika pendekatan kreatif tak lagi mempan, anak-anak yang bermasalah itu bisa difasilitasi untuk belajar di pesantren atau boarding school.
Kecamatan Berdaya... %NEW_PAGE
Pemprov Jateng sendiri telah memiliki program Kecamatan Berdaya yang telah berjalan. Program itu tak hanya menyasar perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, namun juga anak-anak zilenial.
Menurut wagub, program Kecamatan Berdaya bisa menjadi pintu masuk untuk menjangkau mereka, dengan membentuk karakter yang lebih baik melalui kegiatan positif berbasis komunitas.
”Sekarang ini banyak kasus gangster yang pelakunya anak-anak muda, generasi zilenial. Kenapa mereka tidak kita arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif dan positif saja,” ujarnya.