Jumat, 21 November 2025

Murianews, Banjarnegara – Percepatan pencarian korban longsor di Dusun Sitikung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terus dilakukan.

Sebanyak 18 ekskavator akan dikerahkan dalam pencarian korban. Saat ini ada 18 orang yang masih dalam pencarian.

Kepala Basarnas Semarang Budiono mengatakan hingga hari kelima pencarian, Kamis (20/11/2025), sebanyak 12 ekskavator telah dikerahkan untuk melakukan pencarian di sektor A dan C.

Sedangkan di sektor B, masih fokus pada penyodetan genangan air. Pihaknya juga dibantu anjing dari unit K9 dan alkon milik kepolisian untuk membantu proses pencarian korban.

”Di sektor B yang fokus pada penyodetan genangan air telah mencapai progres 35 persen. Untuk K9 dan juga alkon masih pergunakan hingga sampai kini,” kata Budiono dikutip dari Detik.com, Jumat (21/11/2025).

Ia mengungkapkan alat berat tambahan itu datang dari Kementerian PUPR. Ia berharap, dengan bertambahkan alat berat, jenis ekskavator itu makin mempercepat proses penemuan korban longsor Banjarnegara.

Budiono mengungkapkan, hingga Kamis (20/11/2025), sebanyak tujuh korban longsor telah berhasil ditemukan tim SAR Gabungan yang dipimpin Basarnas Semarang di sektor A dan C. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal.

”Tim berhasil menemukan kembali korban yang tertimbun longsor sebanyak 5 jasad dan juga 2 body part sehingga ada 7 penemuan,” ungkapnya.

700 Orang Dikerahkan... 

Adapun, tujuh jenazah yang ditemukan yakni Esiah, Karti dan Maruni. Sementara, dua jasad dan body part masih proses identifikasi dan menunggul hasil antemortem dari tim DVI.

Sementara itu, Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggunan menambahkan, sudah ada sekitar 700 orang yang diterjunkan untuk menangani longsor Banjarnegara.

”Total 10 korban meninggal dunia, 18 pencarian, 7 luka-luka, 48 rumah roboh atau hilang, 195 rumah terdampak, pengungsi ada 934 jiwa,” jelasnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang menghambat pencarian SAR, salah satunya karena masih ada potensi ancaman longsoran susulan.

”Dipicu dari hujan, terbentuknya kubangan air di wilayah longsoran, mata air yang terus mengalir. Sehingga upayanya dilakukan OMC (Operasi Modifikasi Cuaca), membuat jalur buangan air kubangan, dan membuat jalur agar air dapat mengalir ke sungai,” urainya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler