Arca dan Stupa Ditemukan di Jambeyan Klaten, Diduga Bekas Candi
Zulkifli Fahmi
Kamis, 23 November 2023 07:19:00
Murianews, Klaten – Sebuah arca dan stupa ditemukan di Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Benda itu ditemukan dalam kondisi yang mulai rusak.
Arca ditemukan di depan pintu kompleks pemakaman umum di Desa Jambeyan. Sementara stupa ditemukan di gumuk dan telah disimpan di rumah perangkat desa setempat.
Menurut pegiat cagar budaya Klaten Hari Wahyudi, arca yang ditemukan di depan pintu pemakaman itu diduga acra Durga. Itu dilihat dari fragmen tangan arca yang masih terlihat.
”Sedangkan untuk stupa kecil (yang dirawat di rumah perangkat desa setempat) itu biasanya ada pada atap candi pendamping,” kata Hari dikutip dari detik.com, Kamis (23/11/2023).
Arca yang ditemukan memiliki tinggi sekitar 60 senti meter. Arca berbahan batu andesit itu masih dalam posisi berdiri dengan alas batu prigen.
Kondisinya, hanya menyisakan bagian perut ke atas dan wajah serta ornament di bagian belakang sudah tidak jelas.
Menurut warga setempat, arca itu sudah ada di sana sejak dulu dan jumlahnya ada dua. Namun satu arca lainnya sudah hilang. Tempat lain yang diduga terdapat arca hanya ditemukan tiga batu prigen dan satu pecahan batu bertakik kulit candi.
”Dimungkinkan dari cerita orang-orang tua dulu ada candi. Sebab dulu ada lokasi yang disebut candi,” kata Sekdes Jambeyan Tri Rukun Widodo.
Tri Rukun juga menjelaskan, di barat lokasi arca itu terdapat candi atau gumuk. Hanya saja, pemerintah desa setempat belum memiliki data atau dokumentasi mengenai hal itu.
”Semenjak saya jadi Sekdes tidak tahu. Pemerintah desa juga tidak tahu, warga sini ya cuma tahu ada mitos-mitos,” ucap Tri Rukun.
Sementara, stupa ditemukan Kaur Umum Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Muryadi. Bentuknya mirip kuluk atau topi raja. Batu tersebut ditemukan tergeletak di gumuk.
Sekilas, batu itu mirip stupa khas candi Budha. Hanya saja ukurannya kecil. Tingginya sekitar 50 sentimeter dengan bagian atasnya sedikit pecah.
”Saya temukan tergeletak di gumuk, di dekatnya banyak batu bata besar ukuran 40 sentimeter, juga batu prigen berserakan. Saya kasihan saja, terus saya rawat,” ungkap Muryadi.



