Rabu, 19 November 2025

Usaha kulinernya kemudian makin berkembang. Titik balik awalnya adalah ketika ada rombongan goweser dari Semarang. Juga rombongan dari Grobogan yang dengan sukarela mempromosikan warung sederhananya ini dari mulut ke mulut.

Mereka juga bahkan mendaftarkan warung Sumami yang kala itu bernama Pondok Dahar Mantap ke Google agar bisa memudahkan siapapun yang ingin mampir ke warung tersebut. Memang tidak salah jika menyebut warung ini sebagai hidden gem kala itu.

Tuhan seolah juga merestui Sumami, usahanya lancar, gulai sapinya jadi primadona dan dikenal masyarakat yang entah dari  mana saja. Namun namanya hidup, tentu saja ada cobannya.

Tahun 2014, aliran sungai di bawah warungnya berdiri akan dinormalisasi. Surat peringatan untuk membongkar warung dilayangkan pada mereka. Karena merasa memang bukan haknya, Sumami dan Imam menurut saja.

Warung penuh sejarah tersebut mereka bongkar dan dipindah ke depan rumah. Jaraknya dari lokasi warung lama tak terlalu jauh, sekitar 500 meter kiranya. Meski begitu tetap saja ia banyak kehilangan pelanggannya yang mengira warung miliknya itu pindah entah kemana.

Namun, banyak pula yang dengan mudahnya mengerti lokasi baru warungnya. Hingga akhirnya warungnya ramai lagi dan banyak pengunjung-pengunjung bermobil yang mampir. Mereka adalah aparat kepolisian hingga pegawai pemerintahan.

Aneka hidangan yang bisa dipesan di warung makan mereka Pondok Dahar Mantap Selera Jenderal Demak (Murianews/Anggara Jiwandhana)

Dari situlah kemudian nama Selera Jenderal mencuat dan menjadi nama resmi warungnya. Karena meskipun warungnya alakadarnya, namun pembelinya memiliki jabatan semua walau bukan seorang jenderal.

”Seminggu dua minggu masih penyesuaian, untungnya banyak yang akhirnya tahu ke mana saya pindah, jadi Alhamdulillah lancar lagi. Pas itu, sudah, pelanggan mulai naik, saya nambah menu jualan ada manyung ada lain-lain juga dan nambah karyawan. Saat itu ada tiga, dulu sempat lima, ya sampai sekarang ada tiga yang tumbuh bersama istilahnya, mereka, Buk Siti, Kameni dan Suyati,” lanjutnya bercerita.

Tujuh kompor di dapurnya yang selalu menyala adalah saksi perjuangannya memuaskan hasrat makan dari para pelanggan. Memasak berbagai masakan dengan harga antara Rp 10 ribu seperti Rames, Pecel dan juga Soto, hingga Rp 60 ribu yang berwujud kepala manyung jumbo!

Menu kepala manyung jumbo adalah menu paling best di warung makan sederhana yang lokasinya berada di antara sawah-sawah ini. Ada juga menu Gulai sapi yang sampai kini masih dicari penggemar setianya.

Bertemu Pertamina... 

Komentar

Terpopuler