Melihat situasi ini, Sumanto mengusulkan agar pemerintah, khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar Jateng), menggelar kompetisi beladiri sebagai alternatif kegiatan positif bagi remaja. Ini menurutnya bisa dipertimbangkan jadi solusi.
Menurutnya, kompetisi beladiri bisa menjadi wadah resmi yang bisa digunakan untuk menyalurkan semangat dan energi anak-anak muda secara sehat dan sportif. Dirinya meyakini, pendekatan ini tak hanya mencegah tawuran, tetapi juga berpotensi mencetak atlet berprestasi dari kalangan remaja.
Sumanto menegaskan, penanganan tawuran tidak bisa dilakukan secara parsial. Selain kompetisi, sekolah juga harus aktif menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang membangun. Seperti olahraga dan musik misalnya, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mengelola emosi remaja secara sehat.
"Yang tidak kalah penting adalah pendidikan karakter dan kegiatan kepemudaan yang mengajarkan tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap lingkungan. Ini harus menjadi perhatian serius pihak sekolah," jelasnya.
Murianews, Semarang – Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, menyoroti semakin maraknya aksi tawuran yang melibatkan anak-anak muda di berbagai daerah di Jateng. Tawuran yang kerap disertai penggunaan senjata tajam ini tidak jarang menimbulkan korban luka, bahkan meninggal dunia.
Melihat situasi ini, Sumanto mengusulkan agar pemerintah, khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar Jateng), menggelar kompetisi beladiri sebagai alternatif kegiatan positif bagi remaja. Ini menurutnya bisa dipertimbangkan jadi solusi.
"Para pelaku tawuran, terutama remaja, punya energi dan mental yang sebenarnya bisa disalurkan ke arah yang lebih positif. Kalau mereka suka berkelahi, kenapa tidak diarahkan ke lomba beladiri?" kata Sumanto, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, kompetisi beladiri bisa menjadi wadah resmi yang bisa digunakan untuk menyalurkan semangat dan energi anak-anak muda secara sehat dan sportif. Dirinya meyakini, pendekatan ini tak hanya mencegah tawuran, tetapi juga berpotensi mencetak atlet berprestasi dari kalangan remaja.
Sumanto menegaskan, penanganan tawuran tidak bisa dilakukan secara parsial. Selain kompetisi, sekolah juga harus aktif menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang membangun. Seperti olahraga dan musik misalnya, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mengelola emosi remaja secara sehat.
"Yang tidak kalah penting adalah pendidikan karakter dan kegiatan kepemudaan yang mengajarkan tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap lingkungan. Ini harus menjadi perhatian serius pihak sekolah," jelasnya.
Peran Keluarga...
Ketua DPRD Jateng Sumanto juga mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam pencegahan aksi tawuran. Sumanto mengimbau agar orang tua serta pihak sekolah lebih peka dan aktif dalam mendeteksi serta mendampingi anak-anak yang berpotensi terlibat tawuran.
"Jangan sampai tindakan pencegahan malah melanggar hukum. Pendekatannya harus bijak dan manusiawi. Saya percaya dinas-dinas terkait juga punya program yang bisa dioptimalkan," ujarnya.
Sumanto menambahkan, akar dari maraknya tawuran seringkali berasal dari saling tantang melalui media sosial. Oleh karena itu, ia menilai penting adanya ruang-ruang positif yang bisa mengalihkan perhatian anak muda dari aktivitas negatif.
“Kalau tidak punya wadah, ya mereka cari pelampiasan di tempat yang salah. Tawuran ini kan sering bermula dari saling ejek di media sosial, lalu ketemu dan berkelahi. Wadah yang positif akan membantu mengalihkan energi mereka ke arah yang lebih membangun,” pungkasnya (*).