Kamis, 20 November 2025

Murianews, Semarang – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui jika sampah dan kerusakan pompa air masih menjadi problematik pemicu banjir di Ibu Kota Jawa Tengah.

Hal itu setelah ia meninjau dua rumah pompa pengendalian banjir di wilayah Semarang bagian Barat yakni Tawang Mas dan Madukoro, Selasa (2/1/2024) lalu. Dalam pantauan di Rumah Pompa Tawang Mas masih banyak ditemukan tumpukan sampah di saluran air.

Menanggapi hal itu, dirinya meminta kepada dinas terkait untuk segera membuat screen penyaring sampah agar limbah padat tidak mengganggu aliran air.

”Karena sampah mulai ada di Bojongsalaman terus Pusponjolo, Karangayu kemudian Semarang Indah. Kalau masing-masing ada screen itu bisa menyaring sampah-sampah di Tawang Mas,” katanya seperti dilansir Murianews.com dari laman resmi Pemkot Semarang, Kamis (4/1/2024).

Mbak Ita menjelaskan, dari analisa yang dilakukan Pemkot Semarang, banjir yang terjadi di Tawang Mas juga diakibatkan dari limpasan air Semarang Indah. Limpasan tersebut terjadi karena air terhambat tumpukan sampah, termasuk sampah dari pasar.

”Sehingga dengan adanya penyaring, minimal membantu (mengurangi tumpukan samapah),” ujarnya.

Selain itu, di Tawang Mas juga masih ditemukan permasalahan pada pompa untuk menyedot air banjir. Rata-rata, pompa air terdapat kerusakan pada panel penggerak yang menjadi pemicu pompa tidak bisa digunakan.

”Ada kerusakan satu panel untuk menggerakkan, satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang. Kemudian kedua tambahan kapasitas pompa, karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga,” jelasnya.

Selanjutnya pada tinjauan Rumah Pompa Madukoro, masih memerlukan bantuan dua unit pompa mobile. Pompa mobile ini digunakan untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.

”Kedua permasalahan sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Jadi pompa ini dari sejak 2014 bantuan BBWS, karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat. Sehingga kita upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR, ,” bebernya.

Di sisi lain, Mbak Ita mengaku pengendalian banjir di Kota Semarang masih terkendala dengan permasalahan sedimentasi. Seperti di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.

”Air laut sedang pasang, jadi air lari ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimenya sudah kayak daratan. Sehingga yang harusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita kordinasikan dengan BBWS atau PUPR,” imbuhnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler