Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Pengembangan kawasan berbasis sedimentasi berkelanjutan, di Pantai Moro Kabupaten Demak yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Universitas Diponegoro Semarang mendapat dukungan penuh dari Pemprov Jateng.

Proyek percontohan tersebut dilakukan untuk merevitalisasi fungsi sosial, ekonomi, pelabuhan perikanan, bakau, tambak, pengembangan pariwisata, dan permasalahan rob di Pantai Moro.

”Kami berterima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang membuat pilot project pemanfaatan sedimentasi laut, di Pantai Moro Demak,” ujar Sekda Jateng Sumarno, Kamis (25/4/2024).

Sumarno berharap, proyek percontohan ini bisa dikembangkan di kawasan pesisir lain yang bermasalah dengan rob, utamanya kawasan pantura dari Brebes hingga Rembang.

”Sebenarnya dari pesisir Brebes sampai Rembang problemnya sama. Kami berterima kasih, karena ini juga menjadi pemikiran kita bersama, untuk penanganan masalah di pantura Jateng,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, modeling sedimentasi laut yang dilakukan di Pantai Moro Demak, adalah penanaman mangrove dan sebagainya.

”Mudah-mudahan yang kita kelola ini menjadi bagian dari implementasi kebijakan, kemudian pengawasan pada pulau-pulau kecil di pesisir,” katanya.

Menurut Sakti, sedimentasi laut mesti dikelola, agar tidak menyebabkan kerusakan ekosistem. Terlebih, kawasan laut memiliki wilayah konservasi, yang di dalamnya terdapat terumbu karang dan padang lamun, yang bisa tertutup “pulau baru”.

Selain itu, keberadaan tol tanggul laut (Semarang-Demak) juga menjadi salah satu penahan air laut pasang. Proyek percontohan ini diharap jadi model bagus, sehingga dapat dikembangkan dan diperluas.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda mewakili Gubernur Jawa Tengah menerima penghargaan Kepatuhan dan Peran Aktif dalam Penyelenggaraan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut dari KKP.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler