Harapan serupa diungkapkan Sobirin, pengungsi lain di tenda berbeda. Ia dan para pengungsi lainnya sangat berharap dapat segera direlokasi dari tempat pengungsian ke hunian tetap yang aman dan layak.
Sobirin juga mengapresiasi kedatangan Gubernur Luthfi sebagai bentuk nyata dari slogan sang gubernur, yaitu "Ngopeni lan Nglakoni" (Mengurus dan Melakukan).
”Minimal Pak Gubernur bisa njagong (duduk bersama). Sangat bangga dan senang sekali. Merasa diopeni gitu, sesuai slogan Pak Gubernur,” ujarnya.
Selain itu juga untuk memastikan seluruh bantuan logistik telah diterima dengan baik, serta mengidentifikasi kebutuhan yang mungkin masih kurang selama di pengungsian.
Tak hanya itu, terkait harapan relokasi dan hunian tetap, pihaknya telah memerintahkan pihak terkait untuk mempercepat proses rekonstruksi pasca-bencana tanah bergerak di Sirampog, Brebes ini.
”Saya ingin segera carikan tempat yang representatif, harus cepat dan dikaji. Jangan sampai kita memindahkan penduduk kita, jalurnya nanti mbledug meneh (longsor lagi)," tegas Luthfi.
Murianews, Brebes – Suasana haru menyelimuti lokasi pengungsian Gunung Poh, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, saat Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengunjungi para korban tanah gerak, Jumat (2/5/2025) sore.
Ratusan pengungsi dari Desa Mendala yang masih bertahan di tenda-tenda darurat menyambut kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Gubernur Luthfi tak segan turun langsung menyapa dan berbincang dengan para pengungsi, mulai dari anak-anak hingga lansia, yang telah beberapa waktu tinggal di tenda.
Sesekali, ia memberikan pelukan hangat untuk menguatkan mereka, salah satunya kepada Prayogi, seorang pengungsi pria.
Menerima pelukan itu, mata Prayogi tampak berkaca-kaca. Ia mengaku terharu karena baru pertama kali disapa dan dipeluk langsung oleh seorang gubernur. Ia merasa diperhatikan oleh pemerintah.
”Saya berterima kasih Pak Gubernur mau menjenguk kami di sini. Saya sangat bersyukur atas perhatian pemerintah. Terima kasih sudah ngopeni (memperhatikan/mengurus) kami di sini,” ujar Prayogi kepada Ahmad Luthfi.
Dengan suara bergetar menahan haru, Prayogi memberanikan diri menyampaikan harapan besar dari 197 pengungsi di Gunung Poh dan korban terdampak lainnya yang berada di tempat pengungsian lain. Asa utama mereka adalah mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
”Saya berharap kepada pemerintah, supaya kami di sini dapat hunian lebih layak. Saya mewakili masyarakat yang terdampak tanah bergerak, memohon agar pemerintah dapat memberikan apa yang kami harapkan sekarang,” tuturnya.
Hunian Baru...
Harapan serupa diungkapkan Sobirin, pengungsi lain di tenda berbeda. Ia dan para pengungsi lainnya sangat berharap dapat segera direlokasi dari tempat pengungsian ke hunian tetap yang aman dan layak.
Sobirin juga mengapresiasi kedatangan Gubernur Luthfi sebagai bentuk nyata dari slogan sang gubernur, yaitu "Ngopeni lan Nglakoni" (Mengurus dan Melakukan).
”Minimal Pak Gubernur bisa njagong (duduk bersama). Sangat bangga dan senang sekali. Merasa diopeni gitu, sesuai slogan Pak Gubernur,” ujarnya.
Menanggapi aspirasi warganya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menjelaskan, kunjungannya memang bertujuan untuk menyapa langsung para pengungsi.
Selain itu juga untuk memastikan seluruh bantuan logistik telah diterima dengan baik, serta mengidentifikasi kebutuhan yang mungkin masih kurang selama di pengungsian.
Tak hanya itu, terkait harapan relokasi dan hunian tetap, pihaknya telah memerintahkan pihak terkait untuk mempercepat proses rekonstruksi pasca-bencana tanah bergerak di Sirampog, Brebes ini.
”Saya ingin segera carikan tempat yang representatif, harus cepat dan dikaji. Jangan sampai kita memindahkan penduduk kita, jalurnya nanti mbledug meneh (longsor lagi)," tegas Luthfi.