Ini Penyebab Jembatan Kaca Tinjomoyo Semarang Belum Dibuka

Zulkifli Fahmi
Jumat, 19 Januari 2024 15:30:00

Murianews, Semarang – Jembatan kaca di wisata Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah yang baru saja selesai dibangun masih belum dibuka untuk umum.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, jembatan kaca itu masih dalam kajian. Dari kajian itu ternyata ditemukan masalah yang harus segera dibenahi.
Menurutnya, Jembatan Kaca Tinjomoyo baru dibangun 3/4 saja dan belum memenuhi standar operasional (SOP). Di mana, jembatan itu perlu dituntasnya hingga sampai ke seberangnya.
”Karena jembatan ini baru dibangun 3/4 saja, sehingga perlu dibangun 1/4nya lagi agar sampai ke seberang,” beber perempuan yang akrab disapa Mbak Ita seperti dikutip dari Suara.com, Jumat (19/1/2024).
Selain itu, ia juga menyorot sejumlah fasilintas tempat wisata. Seperti toilet, tempat istirahat, dan tempat tunggu, serta loker barang.
”Masih perlu kajian dan planning mendalam, sehingga nyaman, aman, dan bisa memberikan kontribusi nantinya,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, ia pun menegaskan Jembatan Kaca Tinjomoyo belum bisa beroperasi pada 2024 ini. Ia meminta agar sarana prasarana dan sejumlah fasilitas dilengkapi lebih dulu.
Sebagai informasi, Jembatan Kaca Tinjomoyo dibangun Pemkot Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. Dalam laman semarangkota.go.id, Jembatan Kaca Tinjomoyo dibangun menggunakan APBD Kota Semarang senilai Rp 11.102.762.061.
Jembatan itu menggunakan lantai tempered laminated glass dengan beberapa segmen, yang per segmen 2,5 meter X 1,5 meter dengan tebal 61,56 milimeter. Sementara untuk bentang jembatan sepanjang 64 meter dan lebar 1,5 meter.
Pembangunan jembatan kaca ini sempat tertunda pada 2021 karena adanya permasalahan pada kontraktor pengerjaan. Meski begitu, pekerjaan akhirnya bisa diselesaikan pada akhir Desember 2022. Namun hingga tahun 2024 ini, proyek tersebut belum diresmikan Pemkot Semarang.
Mbak Ita menyatakan akan melakukan pembenahan dan fokus pembangunan sarana dan prasarana (Sarpras) tempat-tempat wisata pada 2024 ini.
”Tahun 2024 ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang saya minta untuk memprioritaskan pembangunan sarpras (sarana dan prasarana-red),” ujarnya.
Menurut dia, selama ini Pemkot Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya fokus pada event-event sebagai magnet untuk meningkatkan kunjungan wisata. Tahun ini, penanganan sarana prasarana tempat wisata diperhatikan.
”Saya minta tahun ini fokus sarpras, tidak hanya di lokasi wisata Tinjomoyo tapi juga Taman Lele, Goa Kreo, dan sebagainya,” kata dia.